Mohon tunggu...
Roy Frans
Roy Frans Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang PNS di Kementerian Keuangan

Penulis adalah seorang PNS di Kementerian Keuangan. Tergabung dalam beberapa komunitas menulis antara lain COMPETER Indonesia, Kelas Puisi Bekasi, Satu Pena DKI Jakarta, CLiF dan Komunitas Sastra Kemenkeu. Nama pena penulis adalah Roy Dabut. Penulis yang suka menulis puisi, pantun, dan quotes.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kristal Ibu

20 Juni 2020   10:56 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Tatapan kosong menerawang menuju awang-awang
Mengenang sejarah panjang yang terkembang
Pahit manis semua menyatu dalam kenang
Tak ada raut wajah lukiskan suasana batin berkecamuk dalam perang

Keriput pipimu ceritakan perjuangan
Butir-butir kristal membasahi pipimu
Sanggupkah aku melihat butir-butir kristal itu mengering seiring menguning usiamu?
Haruskah ini kau lewati di sepanjang umurmu, Ibu?

Jangan habiskan kristal-kristal itu Ibu
Jangan hempaskan ke pertiwi dengan sia-sia
Biarkan anakmu yang menanggung kesedihanmu, Ibu
Berilah bebanmu ke pundakku yang telah siap sedia

Ibu, cukuplah sudah kristalmu menetes di pipi
Biarlah dia mengering tanpa perlu diairi lagi
Izinkan aku gantikan dengan embun pagi
Agar mataharimu bersinar cerah lagi

By Roy Dabut
Dibuat tgl 25 Okto 2019
Di Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun