Pada artikel ini penulis akan menuliskan tulisan reflektif tentang pemahaman penulis mengenai identitas manusia Indonesia untuk memenuhi tugas mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia dalam  program Pendidikan Profesi Guru  (PPG) Pra Jabatan yang sedang penulis laksanakan di Universitas Galuh, Ciamis..
Menurut penulis manusia Indonesia adalah manusia yang sangat unik dan khas, yang pertama adalah dari sekian banyaknya Bahasa dan budaya yang ada di Indonesia, bangsa Indonesia tetap dalam hidup satu kesatuan dibawah naungan NKRI, bahkan negara-negara lain saja terheran-heran mengapa Indonesia bisa hidup bersatu meskipun berbeda suku bangsa, sedangkan negara di semenanjung Korea, kemudian wilayah semenanjung Arab  hidup dengan adanya konflik hingga saat ini meskipun satu rumpun bangsa.
Oleh karenanya perdamaian yang ada di Indonesia adalah sesuatu yang khas dan unik yang menggambarkan tentang adanya nilai toleransi yang dipegang teguh oleh leluhur bangsa Indonesia hingga saat ini, kemudian letak geografis Indonesia yang menjadi persimpangan lalu lintas dunia yang berada diantara dua samudera dan dua benua menjadikan wilayah Indonesia wilayah yang strategis secara geografis dan ekonomis karena menjadi pusat persilangan ekonomi dan budaya yang telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu (jalur rempah Nusantara).
Dalam pengalaman penulis melaksanakan Praktek Pembelajaran Lapangan (PPL) di SMAN 3 Ciamis penulis mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap nilai nilai kebhinekatunggalikaan yang ada di lingkungan SMAN 3 Ciamis.
1. Pelaksanaan Upacara Bendera
Pelaksanaan upacara bendera yang dilaksanakan secara rutin di SMAN 3 Ciamis menjadi salah satu bentuk pengamalan nilai nilai kebhinekatunggalikaan yang membuat kita berada dalam satu lapangan yang sama tanpa memandang latar belakang agama, suku, bahasa melaksanakan penghormatan kepada sang bendera merah-putih sebagai simbol negara Indonesia, kita semua berada dibawah kibaran sang saka merah putih yang berkubar dengan gagahnya, pelaksanaan upacara bendera ini sebagai salah satu bentuk menanamkan jiwa nasionalisme pada peserta didik di SMAN 3 Ciamis.
2. Kegiatan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Di SMAN 3 Ciamis yang menjadi sekolah penggerak di Kabupaten Ciamis sebagai sekolah yang paling awal menggunakan kurikulum Merdeka, melakukan kegiatan P5 ini sebagai bentuk implementasi menguatkan identitas manusia Indonesia, dalam kegiatan P5 yang penulis temui ketika melaksanakan PPL di SMAN 3 Ciamis, sekolah membuat tema anti-bullying, hal ini merupakan sesuatu yang baik mengingat berdasarkan apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyebutkan tiga dosa besar pendidikan, yakni kekerasan seksual, perundungan/kekerasan, dan intoleransi, hal tersebut sangat relevan dengan kegiatan P5 yang dilaksanakan di SMAN 3 Ciamis, kegiatan berupa pemutaran film pendek yang dibuat oleh peserta didik kelas XI yang setiap kelas menampilkan karya filmnya dan ditonton secara bergantian berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan, kemudian setelah menonton film peserta didik diarahkan ke stan yang berisi karya karya berupa poster, kerajinan tangan yang bertema anti bullying yang  juga dibuat oeh peserta didik kelas XI dan diakhir akan diberi penilaian terkait kelas mana yang menampilkan karya yang paling baik melalui voting.
