Mohon tunggu...
Roy Adlian Putra
Roy Adlian Putra Mohon Tunggu... -

Mahasiswa jurusan Ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2012.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebiasaan Buruk di Jalanan

29 September 2013   12:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:14 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemajuan jaman tidak lepas dengan teknologi yang semakin maju, hal itu disertai dengan gaya hidup yang juga berangsur-angsur mengalami perubahan, sangat terasa apabila kita melangkahkan kaki untuk keluar rumah.

saat akan pergi untuk beraktivitas melalui jalan yang sering dilewati akan Nampak perbedaan yang cukup mencolok antara tahun 90 an dan beberapa tahun belakangan . Pada tahun 90 an kendaraan bermotor masih jarang keberadaanya karena masih dinilai barang mewah dan harganya relatif mahal bagi beberapa kalangan masyarakat, saat itu dapat dilihat apabila berada di jalan raya yang masih jarang kendaraan bermotor, lebih banyak didominasi oleh kendaraan yang tidak bermotor seperti becak, andong, sepeda, dokar, gerobak, dll. Orang yang mengendarai kendaraan bermotor pun tidak seenaknya sendiri memacu kendaraanya, toleransi sesama pengendara masih sangat terjaga.

Pada beberapa tahun belakangan ini volume kendaraan bermotor semakin meningkat tajam,  kendaraan bermotor dimiliki hampir semua kalangan, kini bukan lagi menjadi barang mewah namun sudah seperti kebutuhan pokok untuk menunjang berbagai aktivitas, hal ini  otomatis membawa dampak positif karena bisa memperpendek waktu tempuh. Seiring berjalanya waktu, para pengendara seakan akan kehilangan kesabaranya dalam berkendara, banyak yang ingin cepat sampai tujuan tanpa memperhatikan resiko yang dihasilkan, tentu saja hal ini membahayakan bagi pengendara dan orang lain, apalagi jika pengendara sudah dikejar waktu , misalnya seperti bangun kesiangan sehingga telat untuk aktivitas, otomatis akan memacu kencang kendaraanya agar tidak terlalu lama telat beraktivitas. Kita bisa mengamati bagaimana para pengendara kendaraan bermotor di perempatan lampu merah, saat lampu merah pun terkadang ada yang menerobos, saat lampu kuning bukan rem yang di tekan tetapi malah tancap gas, hal ini  berakibat fatal namun seperti tidak dipedulikan karena malas menunggu jika lampu merah yang terkadang bisa bisa sampai dua menit, hal ini seperti telah menjadi kebiasaan yang berulang-ulang , tapi apalah arti dua menit jika dibandingkan dengan resiko kececelakaan , jika terjadi kecelakaan  sampai opname kan bisa beberapa hari di rumah sakit, itu hanya karena tidak mau menunggu selama DUA menit atau kurang. Jika lampu sudah berganti warna jadi hijau, seakan-akan seperti di sirkuit balap banyak pengendara memacu kendaraanya sperti start pada perlombaan road race, apalagi yang mengendarai motor sport dan ada pengendara lain yang mengendarai motor sport biasanya mereka malah akan beradu kecepatan saat lampu hijau menyala, seakan-akan menjadi ajang pembuktian motor siapa yang paling kencang, hal ini sangat disayangkan karena jika dalam kecepatan tinggi menabrak pengendara lain pasti akan mengakibatkan kecelakaan parah.

Kesadaran untuk memakai helm juga perlu ditingkatkan khususnya di daerah pedesaan, banyak yang menganggap memakai helm biar nggak ditilang oleh polisi, hal ini salah besar karena memakai helm itu untuk keselamatan diri kita, paling tidak untuk meminimalisir dampak apabila terjadi kecelakaan, tetapi ada juga yang mempunyai pikiran” ah cuma deket kok harus pake helm” hal ini seharusnya juga tidak boleh menjadi kebiasaan, dekat atau jauh itu juga harus memakai helm karena aspal jalan itu lebih keras dari pada tulang kepala.

Pengendara wajib memiliki SIM jika ingin mengendarai kendaraan bermotor, namun tidak jarang walaupun sudah memiliki SIM banyak yang masih tidak tertib dalam berkendara kira-kira apa yang salah? Alangkah lebih baik jika untuk memperoleh SIM dipersulit, seperti harus ditraining selama beberapa hari  untuk memantabkan keahlian dan etika berkendara , nah setelah itu baru ujian SIM , tidak ada salahnya jika itu untuk kepentingan bersama dan mengurangi angka kecelakaan.

Untuk menjaga ketertiban lalulintas tidak hanya dilakukan oleh polisi, alangkah lebih baik jika dilakukan bahu-membahu oleh siapapun yang menggunakan  jalan, itu bisa dimulai dari diri kita dulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun