Kalimat ini sudah sering terdengar bahwa pemerintah akan membatasi subsidi BBM dari mulai pembatasan CC mobil pribadi, tahun pembuatan dan lain sebagainya. Tapi sampai saat ini tidak ada langkah kongkrit dari wacana tersebut, baru tadi saya baca di Kompas bahwa mulai tahun 2011 pasti direalisasi pembatasan tersebut dan menurut Menko Kesra (tulis Kompas) hanya kendaraan umum, roda 2 dan Nelayan yang boleh menggunakan BBM bersubsidi.
Sebagai orang awam saya langsung berpikir betapa akan kacaunya orang cari BBM (terutama didaerah) kalau hal ini betul-betul terjadi bayangkan hanya sisa waktu 1 bulan 10 hari SPBU harus merubah dispenser Premium menjadi dispenser Petramax, belum lagi kesiapan kapasitas produksi Petramax dari Pertamina. Padahal kita semua mengetahui betapa masih jarangnya ketersediaan dispenser Petramak di SPBU jangankan di daerah di Jabotabek saja paling banter 1 SPBU menyediakan 1 atau 2 Dispenser saja. Hal itu terjadi kalau yang dijual ke masyarakat luas (non subsidi) Petramax. Sementara kalau Premium biasa juga dijual dengan harga berbeda (non subsidi) bagai mana memantau SPBU jual ke kendaraan umum dan roda 2 siapa yang mengawasi, mekanismenya bagaimana?
Kebijakan seperti ini terlalu picik dan apa yah istilahnya selain bodoh? bayangkan Pemerintah tidak mau ambil resiko mengeluarkan kebijakan yang tidak populer (menaikan harga BBM) tetapi mengambil jalan yang lebih runyam akibatnya.
Disini saya tidak mau mengulas permasalahan produksi minyak bumi kita apakah bisa cukup untuk surplus subsidi atau tidak karena akan lebih ribet menghitungnya, walau saya yakin harusnya APBN tidak kepayahan untuk mensubsidi BBM bila berbanding dengan kafasitas produksi minyak bumi kita.
Mari kita hitung dampak yang di timbulkan dari pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dan menaikan harga BBM bersubsidi secara keseluruhan, saya yakin mudaratnya akan lebih sedikit kalau harga BBM itu dinaikan sesuai kafasitas subsidi APBN yang telah disepakati. Karena ujung-ujungnya tetap saja beban ekonomis yang ditimbulkan kemasyarakat sama atau mungkin bisa lebih besar apabila dihitung dampak sosialnya. Adapun pemberian subsidi untuk kendaraan umum/roda 2 berilah susidi melalui cara berbeda bukan dengan memberikan harga khusus pembelian BBM, karena walau bagaimanapun adanya disparitas haraga itu (2 harga) akan membuat adanya penyelewengan caranya bisa macam-macam.
Sudah saatnya rakyat itu jangan dibodohi terus berilah penjelasan yang detail, ingat hidup di dunia ini sementara...
Salam BBM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H