micecartoon.co.id
Beberapa Pengamat memprediksi bahwa tahun 2016 ini akan menjadi tahun Drama Politik dengan beberapa skandal yang belum terselesaikan dan membawa ketegangan. (Jakartaglobe, 6/1/15)
Beberapa kasus yang mengemuka, dan membuat heboh (istilah popnya, gaduh) masih segar dalam ingatan. Dua kubu dalam Golkar dan P3 adalah salah dua dari sekian drama politik yang menonjol. Sedangkan Pelindo II dan Freeport adalah salah dua dari beberapa, yang menurut saya, sejatinya adalah perkara (skandal) dalam urusan pembagian kue bisnis. Tetapi karena yang diindikasikan terlibat adalah para politikus dan pejabat publik maka lumrah jika dianggap sebagai drama politik. Sehingga sangat wajar jika para pelaku dan pemerhati serentak menyebutnya “kasus politis”. Kata politis ini sering dipakai sebagai tameng, atau “labelling” untuk menyebut perilaku para profesional apa pun. Pemberitaan tentang pejabat publik yang ketahuan selingkuh atau track record tidak bersih pun disebut berita yang dipolitisasi, alias dia dicederai kasus politis. Jangan-jangan kasus prostitusi online pun berpotensi disebut kasus politis?
Untuk menjelaskan hal di atas, baiknya kita menelaah sedikit tentang Teori Perilaku Politik. Ada 3 sumber utama pengaruh yang membentuk orientasi politik yang membuat efek jangka panjang. (Wikipedia, Theories of political behavior)
Kesatu, pengaruh utama berasal dari rumah tangga. Anak-anak sering akan mengadopsi nilai ideologi orangtua mereka. “Buah akan jatuh di dekat pohonnya”.
Kedua, guru dan figur otoritas pendidikan lainnya memiliki dampak yang signifikan terhadap orientasi politik. Disebutkan pula bahwa sejak usia 4 sampai 18 tahun, 25 % dari waktu mereka terlibat dalam proses pendidikan.“Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit”.
Pendidikan pasca sekolah menengah (perguruan Tinggi) secara signifikan meningkatkan dampak dari kesadaran politik dan orientasi. “Non scholae sed vitae discimus” (Kita belajar bukan untuk sekolah, tapi untuk hidup).
Ketiga, teman sebaya juga mempengaruhi orientasi politik. Eric L. Dey berpendapat bahwa “sosialisasi adalah proses individu memperoleh pengetahuan, kebiasaan, dan orientasi nilai yang akan berguna di masa depan”. Kemampuan untuk berhubungan pada tingkat umum ini adalah sarana untuk membentuk ideologi pertumbuhan. "Friends are the most important ingredient in this recipe of life." (Dior Yamasaki - Teman adalah bahan terpenting dalam resep kehidupan).
Paparan di atas memberikan wawasan bahwa segala perilaku yang terwujud dari seseorang dapat dikatakan sebagai perilaku politik.
Jadi, ketika berbicara tentang perilaku korupsi, manipulasi, makelar atau lainnya yang sejenis, bisa diartikan sebagai perilaku politik. Lha kok bisa? Lihat pada sumber pengaruh di atas.
Anda pasti setuju jika sumber kedua adalah sumber yang positif. Artinya sistem pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan pemerintah sudah on the track.