Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Reformasi Gereja: Kemuliaan, Dignitas, dan Kerendahan Hati

10 November 2023   21:31 Diperbarui: 10 November 2023   21:38 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Martin Luther (Berlin, 18 Juni 2023) - dokpri

Saat awal bulan Oktober 2022 mengetahui Jerman yang akan menjadi negara tujuan kami dalam perhelatan Special Olympics World Games (SOWG) 2023, hal pertama yang terbesit dalam benak adalah tentang Martin Luther.

Martin Luther yang berasal dari Jerman merupakan seorang profesor di bidang teologi yang memberikan perubahan besar dalam sejarah Kekristenan dunia dengan menggagas Reformasi Gereja pada tahun 1517 di Wittenberg, Jerman.

Tak disangka, saat benar-benar telah menginjakan kaki di Jerman, tanpa sengaja (tanpa direncanakan dan tanpa mengetahui keberadaannya sebelumnya) saat sedang berjalan menyusuri kawasan Alexanderplatz di tengah kota Berlin, kami menjumpai patung Martin Luther (salah satu patung dari beberapa patung yang tersebar di Jerman) yang merupakan tokoh penting yang melahirkan Protestanisme.

Kini, tepat pada tanggal 31 Oktober yang diperingati sebagai Hari Reformasi Gereja, saya membuka kembali kumpulan potret saat berada di sekitaran patung Martin Luther. Memandangnya sembari merenungkan bahwa Reformasi Gereja bukan berbicara tentang orang-orang yang hebat, orang-orang yang mempunyai kemuliaan dan dignitas, melainkan berbicara tentang orang-orang yang mau berjuang, memperjuangkan tentang kebangkitan gereja. Dengan Martin Luther yang mau berjuang, menandakan bahwa kemuliaan dan dignitas yang dimilikinya itu disertai dengan kerendahan hati.

Semangat Reformasi yang dimiliki oleh Martin Luther terbilang hebat, punya keberanian yang besar, namun jauh di atas itu semua hendaknya melihat Semangat Reformasi yang sesungguhnya yakni kuasa Kristus yang berada di tempat yang paling tinggi. Martin Luther telah menunjukan melalui dalil-dalilnya yang menentang surat pengampunan dosa, karena surat pengampunan dosa kala itu pada praktiknya memang tidak meninggikan Kristus, melainkan merendahkan pengorbanan Kristus yang bernilai tinggi.

Dengan semangat Reformasi yang tak pernah padam, hendaknya kita senantiasa meninggikan Kristus di atas segala kepentingan dan ambisi pribadi yang menyengsarakan sesama. Selamat Hari Reformasi Gereja.

Kota Surabaya, 31 Oktober 2023

RAS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun