Setibanya di dalam gedung bioskop, selama dua atau tiga menit pertama setelah Sonic the Hedgehog 2 diputar, saya pribadi masih sibuk sendiri dengan ponsel---selain untuk mengaktifkan mode senyap, hingga tiba pada satu bagian yang menyampaikan pesan moral di awal film, saya pun memilih untuk meletakan ponsel pada kursi kosong yang ada di sebelah kiri, dan memberikan perhatian sepenuhnya untuk mendampingi buah hati sepanjang film berlangsung.
Bukanlah suatu kebetulan kami mengajak buah hati menonton Sonic the Hedgehog 2, karena melalui film tersebut kami dibawa kembali pada sebuah refleksi tentang makna dari nama Relthan yang merupakan akronim dari (R)oy (EL)frita bersa(T)u la(H)irlah tentar(A) Tuha(N) (catatan selengkapnya: goo.gl/yNeYAC).Â
Melalui kata Tentara Tuhan yang kami benamkan pada nama depan buah hati, kami memiliki harapan agar kelak buah hati kami dapat tumbuh menjadi pribadi yang memiliki karakter seperti seorang tentara yang sedang berjuang dengan tidak memikirkan diri sendiri dan tidak memusingkan diri sendiri dengan soal-soal penghidupannya, selain hanya melayani Sang Komandan dan sesamanya tanpa pernah memandang latar belakang suku, agama, ras, orientasi seksual, latar belakang sosial, dan lain sebagainya.
Terlebih melalui Sonic the Hedgehog 2 seolah mengonfirmasi bahwa keputusan yang kami ambil saat mengubah rencana yang pertama untuk memberikan kejutan ulang tahun bagi buah hati sangatlah tepat, karena dengan kami memprioritaskan untuk mengukir cerita yang kelak dapat kami jadikan teladan bagi buah hati kami, maka kami bukan sekadar memberikan harapan yang kami sendiri tak pernah melakoninya sehingga sulit diraih, melainkan merupakan harapan yang kami sendiri pernah melaluinya dengan menanggalkan segala agenda pribadi yang dimiliki---tidak memikirkan diri sendiri dan tidak memusingkan diri sendiri.
Tak terasa selama lima tahun kami telah dipercaya untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam jiwa buah hati, tentu merupakan perjuangan yang masih sangat panjang sebagai orang tua, dan kami diingatkan kembali melalui percakapan Donut Lord dengan Sonic saat berada di tengah danau dalam film Sonic the Hedgehog 2 bahwa: "Sebelum menjadi pahlawan bagi orang lain, harus bisa bertanggung jawab lebih dulu terhadap diri sendiri."
Ya, sebelum harapan yang kami miliki terpenuhi, tentu kami harus mengajarkan kepada buah hati untuk bisa bertanggung jawab lebih dulu terhadap dirinya sendiri, hingga waktu yang akan menjemput buah hati kami untuk menuntaskan setiap misi yang diberikan oleh Sang Komandan, serta menjalankan setiap pertempuran dengan efektif dan mengakhiri perjuangan dengan sangat baik. Bahkan tugas kami bukan sekadar mengajarkan tentang tanggung jawab, melainkan menjadi teladan atas tanggung jawab itu sendiri, karena menjadi pahlawan bukan perkara yang gampang, menjadi pahlawan bukan untuk menyelamatkan diri sendiri, melainkan bertanggung jawab untuk menyelamatkan orang lain.
Kota Surabaya, 15 April 2022
RAS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H