Sup brenebon merupakan menu favorit yang selalu ada di rumah Papa Mama setiap perayaan hari spesial, termasuk pada saat hari Natal. Menu favorit ini pula yang selalu diminta Papa kepada Mama sebagai kado saat hari ulang tahun Papa tiba, meski tak ada perayaan khusus, tetapi dengan tersedianya sup brenebon akan menjadi tanda bahwa hari itu merupakan hari yang spesial.
Sup brenebon yang Papa favoritkan ini merupakan menu yang saya favoritkan pula, Mama pun sedari saya kecil melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan kepada Papa yakni memasakan sup brenebon saat hari ulang tahun saya tiba.
Mengingat hari ulang tahun saya yang berdekatan dengan hari Natal, apabila sup brenebon tak ada pada hari ulang tahun saya, maka menu ini akan dihadirkan saat Natalan, dan selama dua kali Natalan yang terakhir (sejak kami tidak menumpang di rumah Papa Mama) berlaku seperti demikian. Papa yang mengirimkan sup brenebon sebagai kado ulang tahun sekaligus kado Natal, untuk bisa kami nikmati seketika seusai dimasak oleh Mama.
Momen yang pertama terjadi pada saat Natalan tahun 2017, Papa dengan sengaja mengantarkan satu rantang sup brenebon yang masih segar kepada kami, supaya bisa segera dinikmati oleh anak dan cucunya. Tak lama setelah mengantar sup brenebon, Papa bergegas pulang karena bersiap untuk menerima kunjungan dari tetangga dan keluarga di rumah.
Momen yang kedua terjadi pada saat Natalan tahun 2018, Papa pun dengan sengaja mengantarkan sup brenebon yang masih segar kepada kami (saya dan Elfrita Santy) yang saat itu sedang menunggui buah hati kami dirawat inap pada salah satu rumah sakit di Surabaya Pusat (catatan selengkapnya: goo.gl/fP62MG).
Kini saat hari Natal tiba (25/12/2019), dua momen Natalan yang terakhir bersama dengan Papa tersebut, mampu menghadirkan kenangan dan refleksi tersendiri bagi kami—setelah pada awal bulan Desember (2/12/2019) yang lalu, jenazah Papa coba dilarikan untuk diberikan pertolongan di sebuah rumah sakit yang sama seperti saat tahun lalu Papa berkunjung untuk mengantarkan sup brenebon, akan tetapi Papa memang telah berbaring dalam keabadian.
Motivasi Papa mengirimkan sup brenebon yang masih segar untuk kami nikmati seketika seusai dimasak oleh Mama, tentu memiliki sebuah tujuan, dan tujuan ini berbicara tentang sebuah pemberian yang terbaik. Papa (dalam keterbatasannya) telah berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya melalui sup brenebon sebagai bentuk belas kasih dan rasa sayang.
Senada pula dengan makna Natal, Natal berbicara tentang sebuah pemberian yang terbaik. Sang Rahmat (yang tak terbatas) telah memberikan Sang Natal (yang rela untuk menjadi terbatas, tetapi tidak kehilangan identitas-Nya yang tak terbatas) bagi dunia ini.
Sang Rahmat melalui Sang Natal telah memberikan rahman (belas kasih) dan rahim (bersifat penyayang) bagi manusia yang serba terbatas untuk layak menerima rahmat (karunia) yang tak terbatas.
Akhir kata, mulai Natalan pada tahun ini dan selanjutnya, kami tidak bisa bersama lagi dengan Papa, tetapi kelak akan tiba saatnya kami berjumpa kembali dengan Papa dalam satu meja perjamuan bersama Sang Rahmat dan Sang Natal menikmati menu sajian sup brenebon terlezat. Amin.
Kota Surabaya, 25 Desember 2019