"Aku sayang padamu, aku cinta padamu, semua kan ku lakukan demi kebahagianmu. Tak pernah ku keluhkan, walau rintangan menghadang, panas hujan begini makanan sehari-hari." Lagu berirama Melayu yang penggalan liriknya saya kutipkan inilah yang sering saya lantunkan dengan konteks bercanda kepada istri dan buah hati setiap kali usai menuntaskan sebuah usaha---usaha yang dilakoni kala itu bukan hanya dalam pekerjaan, tetapi dalam studi dan juga berorganisasi.
Lagu berirama Melayu ini yang sering saya lantunkan kepada istri sejak sang buah hati berada dalam kandungan, hingga beberapa bulan setelah kelahiran sang buah hati. Tak jarang saya mengubah lirik yang ada di dalamnya dengan kata-kata pengharapan bagi kehidupan istri dan buah hati pada masa depan. Kini tak terasa, seribu hari pertama dalam kehidupan buah hati kami telah terlampaui, seribu hari pertama yang terhitung sejak awal kehamilan hingga tepat pada hari ini buah hati kami menginjak usia dua tahun (9/4/2019).
Dengan terlampauinya seribu hari pertama ini, buah hati kami telah melewati periode yang penting dan kritis dalam tumbuh kembang bayi. Sebuah periode yang telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan seseorang, oleh sebab itu periode ini sering disebut sebagai periode emas (Kemenko Kesra RI, 2013). Selama periode emas ini pula, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan asupan gizi yang yang paling baik.
Tak berhenti hanya pada asupan gizi, jadwal imunisasi pun kami patuhi. Bahkan untuk setiap vaksin yang disuntikan, kami selalu memilih kualitas vaksin yang terbaik di tempat yang terpercaya. Semua usaha ini kami lakukan tentu bukan tanpa alasan, kami melakukannya karena di dalamnya ada pengharapan dan sasaran yang tepat bagi sang buah hati. Pengharapan yang saat kami mengeluarkan biaya tidak akan berakhir dengan sia-sia, serta sasaran yang tepat demi keselamatan buah hati dalam tumbuh kembangnya.
Selama seribu hari pertama, kami telah memberikan yang terbaik bagi sang buah hati dalam aspek kesehatan. Meski hasrat kami sebenarnya tak hanya dalam aspek kesehatan, melainkan ingin pula memberikan yang terbaik dalam segala aspek. Namun, kami sadar sepenuhnya bahwa kecermatan harus dimiliki dalam menentukan skala prioritas kebutuhan sesuai dengan pendapatan. Sehingga untuk aspek sandang dan aspek vakansi bagi buah hati sering terabaikan, karena pengharapan dan sasaran yang ada di dalamnya masih bisa menanti hingga pendapatan menunjang.
Periode emas sang buah hati yang telah terlampaui, tidak berarti menandakan perjuangan telah berhenti, malah banyak aspek lain yang menanti untuk mendapatkan pemberian yang terbaik. Yang menjadi prioritas utama dalam periode berikutnya yaitu memberikan yang terbaik dalam aspek edukasi, dan memiliki pengharapan pada aspek edukasi ini sungguh sangat menggairahkan kami.
Rasa pengharapan yang kami miliki pada periode berikutnya ini jauh lebih besar dari periode emas yang telah dilalui, karena di dalamnya memiliki sasaran pada arti hidup buah hati kami yang akan memiliki moral yang tinggi melalui pendidikan yang benar. Ada sasaran yang tepat di dalam pengharapan tersebut, pengharapan yang akan memompa semangat kami untuk terus berjuang memberikan yang terbaik pada aspek edukasi.
Teristimewa gairah kami selalu memuncak saat mengetahui kepada siapa kami meletakan semua pengharapan yang dimiliki. Pengharapan selama seribu hari pertama kehidupan sang buah hati selalu kami letakan kepada yang tak pernah ingkar, maka dalam periode ini pun kami akan tetap meletakan harapan kepada Sang Pengharapan yang memegang hari depan buah hati kami. Selamat ulang tahun anakku, Relthan! Papa dan Mama akan selalu bergairah untuk memberikan yang terbaik pada banyak aspek dalam kehidupanmu.
Kota Surabaya, 9 April 2019
RAS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H