Photo Credit: Halo Jasa
Semenjak virus COVID-19 menjadi pandemi, banyak sekolah, universitas, hingga perkantoran yang diliburkan demi menekan persebaran virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini. Setelah itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan WFHÂ atau Work From Home, yaitu pekerjaan harus dilakukan dari rumah atau secara remote. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta mendapat laporan sejumlah 2.139 perusahaan dan 679 ribu karyawan di Jakarta telah menerapkan Work From Home.
Peraturan ini menyebabkan karyawan dan atasan perusahaan bekerja secara terpisah di waktu dan tempat yang berbeda. Hal ini dikhawatirkan mampu menimbulkan masalah baik untuk perusahaan maupun karyawan. Untuk itu, pihak perusahaan terutama manajer harus mencari cara agar proses Work From Home berjalan lancar. Sebelumnya perusahaan perlu membuat prediksi atau analisa berisi masalah-masalah yang mungkin saja muncul selama proses Work From Home. Ini untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan strategi apa yang akan diterapkan pada karyawan.
Masalah-masalah yang mungkin saja muncul selama proses WFHÂ seperti missed communication dan merasa kesepian. Saat di bekerja di kantor, komunikasi antar karyawan atau karyawan dengan atasan tentu lebih mudah dipahami dan lebih aman dari missed communication karena dilakukan secara verbal. Namun, komunikasi akan menjadi salah satu masalah yang sering muncul saat bekerja secara remote.
Selain itu, salah satu hal yang sering dikeluhkan karyawan saat Work From Home adalah merasa kesepian. Biasa bekerja di lingkungan kantor dengan banyak kolega dan tiba-tiba harus berdua saja dengan laptop tanpa teman akan menyiksa karyawan. Terutama bagi karyawan extrovert yang tidak memiliki kesempatan untuk bertatap muka dengan teman sekantornya. Bahkan work from home berkepanjangan bisa saja menimbulkan perasaan bosan dan tidak cinta lagi pada perusahaan.
Cara Yang Dapat Dilakukan Perusahaan untuk Mengatur Karyawan Saat WFH
Daily Check dan Monitor
Meski tidak dapat bertatap muka secara langsung, namun perusahaa harus tetap memastikan kehadiran karyawannya. Jika di kantor perusahaan memanfaatkan fingerprint untuk cek kehadiran karyawan, untuk Work From Home, perusahaan bisa memanfaatkan aplikasi online untuk mengecek kehadiran seperti Attendance, GreatDay HR, dan lain-lain.
Manfaatkan Teknologi
Untuk memantau kinerja karyawan, manajer secara rutin dapat menghubungi mereka melalui telepon atau video chat. Voice/video call dapat dilakukan setiap hari untuk menghubungi karyawan secara perorangan, atau dengan menggunakan video conference untuk melakukan panggilan secara berkelompok. Terlebih saat ini ada banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan seperti Skype atau Zoom.
Selain memantau kinerja karyawan, voice/video call dapat dijadikan sarana bagi karyawan untuk berkonsultasi dan mencegah terjadinya missed communication. Selain bermanfaat untuk hubungan antara atasan dan karyawan, video conference juga bisa digunakan untuk tetap menjaga hubungan dan kinerja antar karyawan, sehingga karyawan tetap bisa bertukar informasi dengan karyawan lainnya dan tidak merasa kesepian. Atasan juga bisa memanfaatkan fasilitas lainnya seperti google hangout untuk melakukan presentasi, dan lain-lain.