Mohon tunggu...
Rovi Maulana
Rovi Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Suryakancana

Rovi maulana adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. hobi saya olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dampak Rekam Jejak Kriminal Terhadap Peluang Kerja

3 Januari 2025   22:29 Diperbarui: 3 Januari 2025   22:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: (Direktorat Jendral Kemasyarakatan)

Akhir-akhir ini, kasus-kasus kriminal banyak dijumpai di masyarakat, seringkali menimpa kalangan kecil maupun kalangan besar, dengan dalih untuk menyambung hidupnya ada juga yang memperkaya hidupnya, yang jelas perbuatan jahat tersebut tidak bisa dikatakan baik, meskipun alasan pembelaannya masih bisa kita benarkan.

Terungkap bahwa masih banyak praktik kriminal dilakukan secara disengaja dengan mengikuti hawa nafsu belaka, tindakan asusila seperti korupsi, narkoba, penganiayaan, pelecehan, dan yang paling keji adalah pembunuhan. Kasus tersebut tidak hanya menimpa orang dewasa saja, dapat kita ketahui juga bahwa anak dibawah umur pun ikut-ikutan terjerumus ke dalam lubang hitam, diantaranya kasus perundungan, tawuran, pergaulan bebas, dan penyimpangan teknologi dengan tujuan tidak baik seperti JUDOL (judi online).

Akan tetapi, perbuatan jahat di masa lampau tersebut tidak akan hilang dalam diri seseorang yang pernah melakukan tindak kriminal walaupun sudah diberi hukuman yang setimpal, masih banyak orang disekitarnya yang mengucilkannya, karena banyak yang beranggapan bahwa prilaku dan sikap buruknya dikhawatirkan menular. "Panas setahun hilang oleh hujan sehari" begitulah peribahasa yang cocok dalam permasalahan ini, dalam hal pula rekam jejak berpengaruh penting di kehidupan sehari-hari, baik atau buruknya persepsi orang lain tergantung rekam jejak di masa lalunya seperti apa, apakah pernah melakukan tindak kriminal atau tidak.

Tak sedikit orang yang memiliki rekam jejak kriminal di masa lalunya itu belum dimaafkan dan ketakukannya masih menyelimuti dirinya, sebagai contoh dalam dunia pekerjaan, orang yang mempunyai rekam jejak kriminal akan dipersulit bahkan tidak diterima ketika akan melamar/masuk di suatu pekerjaan. Fenomena tersebut lazim karena pihak perusahaan atau instansi tidak mau citra perusuhaannya akan rusak/tercoreng akibat ulah satu orang yang memiliki rekam jejak kriminal.

Seperti pada kasus tawuran antar geng motor yang pernah dilakukan oleh orang Cianjur berinisial UK (25 tahun) kasus tersebut terjadi di tahun 2021 hingga menewaskan satu orang korban dan divonis hukuman satu setengah tahun dipenjara. Kini UK sudah menghirup udara segar setelah satu setengah tahun hidup di Bui. Namun, semenjak UK bebas, dirinya tebersit ingin mempunyai pekerjaan yang layak sebagaimana mestinya -- hari-harinya sudah bosan menjadi juru parkir. "Sebenarnya saya sudah malu bekerja jadi juru parkir itu, pengen punya pekerjaan tetap dan gaji sesuai UMR, agar kehidupan saya sehari-hari terpenuhi," Ucap UK. Akan tetapi, UK sudah berusaha semaksimal dalam melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan dan instansi namun hasilnya nihil "sudah banyak perusahaan yang meragukan saya, padahal pekerjaan tersebut sesuai dengan kesiapan dan kemahiran saya, dan harus bagaimana lagi kalau misalnya tragedi saya di masa kelam diusut-usut terus," pungkasnya.

Terlepas dari perilaku menyimpangnya di masa lalu, kini rekam jejak kriminal akan berdampak buruk terhadap peluang kerja, sebagai contoh persyaratan yang diwajibkan pada saat akan melamar pekerjaan yakni perusahaan akan memintai SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) atau yang dahulu lebih dikenal sebagai Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) yang diterbitkan oleh POLRI. Didalamnya memuat catatan/riwayat kejahatan yang pernah dilakukan oleh seseorang, di sisi lain regulasi semacam ini bagus diterapkan dalam suatu persyaratan untuk mendaftar pekerjaan, namun bagaimanakah nasib orang yang sudah mempunyai catatan kriminal, apakah akan ditolak begitu saja tanpa diberikan ruang kecil terlebih dahulu siapa tau orang tersebut mahir bahkan berfrestasi di bidang tertentu.

            Penolakan tersebut berakibat memperkeruh suasana dan tidak adanya rangkulan dari beberapa pihak, maka yang terjadi adalah makin ramainya pengangguran di masyarakat. Tak heran karena tidak adanya penghasilan yang layak bagi yang mempunyai rekam jejak kriminal karena tak diberi kesempatan. Tentu akan menjadikan suatu permasalahan yang kompleks dalam hal pengangguran, orang akan berbondong-bondong mencari pekerjaan yang instans, seperti: pengamen jalanan, juru parkir, preman terminal, dan masih banyak pekerjaan yang tidak layak lainnya di suatu wilayah di Indonesia.

Dari ketidakadaan lapangan pekerjaan, ketatnya regulasi pendaftaran pekerjaan, dan faktor-faktor buruk yang disebabkan oleh rekam jejak kriminal inilah seseorang tentunya permasalahan kriminal akan timbul secara dengan sendirinya, antaralain kasus pencurian, kasus hubungan seksual di luar pernikahan, kasus jual-beli obat dan minuman terlarang, dan masih banyak yang lainnya. Seakan-akan rekam jejak kriminal dan peluang kerja yang layak bak jarak yang memisahkan mereka.

Perlu diperhatikan dan dipertegas juga, soal rekam jejak ini, tak menutup kemungkinan orang yang mempunyai rekam baik sekalipun boleh jadi suatu saat nanti melalkukan tindak pidana bukan? Entah itu bermotif kekayaan, jabatan, keduniawian, atau mungkin modus sakit hati, sehingga segala cara yang haram akan segera dihalalkannya. Kita ambil contoh kasusnya Ferdy Sambo soal pembunuhan berencana, kasus perundungan yang dilakukan oleh Gus Miftah kepada seorang penjual teh, dan kasus yang sedang hangat diperbincangkan yakni kasus korupsi tambang Timah yang diakukan oleh Harvey Moeis dan Helena Lim yang merugikan negara sebesar 300 Triliun Rupiah. Dari beberapa kasus di atas memang rekam jejak baik tidak bisa menjanjikan seseorang ke depannya baik juga bukan?     

Kesimpulannya, berilah kesempatan kepada mereka yang mempunyai rekam jejak buruk untuk mempunyai peluang kerja yang memadai dan tidak dibeda-bedakan antara orang yang memiliki rekam jejak baik dan rekam jejak kurang baik lihat saja kinerja skill mereka. Boleh jadi orang yang mempunyai catatan buruk di masa lalunya lebih bagus bersyukur dibanding dengan orang baik yang tidak dapat bersyukur. Orang tidak baik di masa lalunya tentu mental dan kesiapannya sudah bulat dan akan menerima apapun resikonya, karena sudah merasai hidup paceklik yang melanda dalam hidupnya. Maka dari pada itu, perlu adanya rangkulan kepada mereka agar masa depan warga indonesia merasakan generasi emas, yang di mana angka pengangguran menjadi sedikit, kasus kriminal menurun secara signifikan, dan masyarakatnya hidup damai dalam cinta kasih.

Penulis: Muhammad Rovi Maulana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun