Mohon tunggu...
Rovi A W
Rovi A W Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

PT Semen Padang siap menembus Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

1 Februari 2016   14:27 Diperbarui: 1 Februari 2016   15:49 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MEA menjadi nostalgia bagi bangsa Indonesia, pada jaman kerajaan Majapahit seluruh nusantara disatukan oleh Adipati Gajah Mada yang kemudian terpecah belah menjadi beberapa negara seperti yang kita ketahui saat ini. MEA resmi berlaku sejak 1 Januari 2016 lalu, nusantara kembali bersatu di bidang ekonomi walaupun masih ada batas negara.

Semen bukan sekedar perekat bangunan, semen akan menjadi perekat negara-negara di kawasan Asia Tenggara. PT Semen Padang yang lahir 106 tahun yang lalu merupakan pabrik semen yang paling dekat dengan negara-negara Asia Tenggara dibandingkan Semen Gresik dan Semen Tonasa. Bisa disimpulkan bahwa PT Semen Padang menjadi ujung tombak yang siap menembus MEA.

Sejenak kita memutar waktu ke 106 tahun yang lalu. Kami sudah membuat sebelum yang lain memikirkannya. Filosofi ini sangat layak disandang oleh PT Semen Padang. Pada saat yang lain belum memikirkan untuk produksi semen, pemerintah Belanda membuat pabrik semen pertama di Indonesia dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NV NIPCM) pada tanggal 18 Maret 1910.

[caption caption="sumber : humasptsp.wordpress.com"][/caption] 18 Maret 2016, tepat 106 tahun PT Semen Padang membangun Indonesia. Ulang tahun selisih sehari dengan saya, tapi beda 75 tahun. Dalam perkembangannya PT Semen Padang  saat ini mempunyai kapasitas produksi semen 7,4 juta ton/tahun. Kapasitas tersebut dicapai dari pabrik Indarung II-V dan Cement Mill Dumai. Pabrik Indarung I dinonaktifkan sejak Oktober 1999 dengan pertimbangan Efisiensi dan polusi. Kapasitas tersebut akan terus meningkat menjadi 10,4 juta ton/tahun dengan dibangunnya pabrik Indarung VI yang ditargetkan November 2016 sudah beroperasi dengan kapasitas 3 juta ton/tahun.

[caption caption="View aerial pabrik Indarung PT Semen Padang. Sumber : humasptsp.wordpress.com"]

[/caption] MEA resmi berlaku pada 1 Januari 2016. Namun sebenarnya pasar bebas industri semen sudah terjadi pada tahun 1991, yang ditandai dengan bea masuk 0% bagi negara ASEAN yang memasarkan produknya ke pasar nasional. MEA bukanlah kendala bagi PT Semen Padang, bahkan menjadi peluang besar untuk memasarkan produknya ke seluruh negara ASEAN. Tiga negara produsen terbesar yaitu Thailand, Vietnam dan Indonesia, sisanya adalah negara pengimpor semen. Masih ada 31,5 juta ton peluang pasar yang bisa diisi, ini berarti ceruk yang sangat besar. PT Semen Indonesia yang merupakan induk perusahaan dari PT Semen Padang mempunyai market share 17 persen di ASEAN dan sekitar 44 persen di Indonesia.

[caption caption="Peta Industri Semen Asia Tenggara. Sumber : Duniaindustri.com"]

[/caption] PT Semen Indonesia telah siap bertanding di pasar bebas tingkat Asia Tenggara ini. Dibuktikan dengan PT Semen Padang Cement Mill Riau dan akuisisi Thang Long Cement Vietnam yang berhadapan langsung dengan negara-negara ASEAN.

[caption caption="PT Semen Padang Cement Mill Dumai, RIAU. Sumber : Google Maps"]

[/caption] PT Semen Indonesia juga menyiapkan SDM untuk menghadapi MEA dengan mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP SMI Group) yang berkerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lembaga ini bertujuan menciptakan dan memperkuat daya saing PT Semen Indonesia di industri semen ASEAN.

[caption caption="Launching Lembaga Sertifikasi Profesi Semen Indonesia Group. Sumber : finance.detik.com"]

[/caption]

Rovi Adiyanto Wahyudi
#wegreenindustry

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun