Mohon tunggu...
Rovindo Maraden Panjaitan
Rovindo Maraden Panjaitan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku akan lebih menyesali diriku sendiri jika tak pernah bilang begitu. http://toilet24jam.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasih Hati

28 Agustus 2011   18:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Inilah dia, kekasih hati
Pemain musik sejati
Memainkan biola berapi-api
Menghentak sesekali, lalu mati
Mengalun lagi, pelan sekali
Sesekali, melangkahkan kaki kesana-kemari
Benar-benar mempesona hati
Rambutnya ikal sebahu dibiarkannya tergurai
Bola matanya kecil namun tatapannya setajam belati
Hidungnya kecil, lancip, membaui panggung ini
Bibirnya tipis, tajam dan warnanya hampir senada dengan mukanya, pucat pasi
Dia sangat memperhatikan mode, kasual, lepas dan berani
Aku benar-benar dibuatnya mati
Oh Pengasih, aku mencintainya sampai mati
Biarkan ia memainkan biola, memetik dawai
Dan aku menari, menghentakkan kaki
Berdua beradu memadu, kepayang dibuai-buai
Bercumbu mesra sampai aku tak memimpikannya esok pagi (lagi)
Baca juga di sini @suarausu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun