Mohon tunggu...
Rovindo Maraden Panjaitan
Rovindo Maraden Panjaitan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku akan lebih menyesali diriku sendiri jika tak pernah bilang begitu. http://toilet24jam.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tak Mengenal Pelacur Itu

20 Juli 2011   17:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Sungguh!
Aku hanya menyentuh hidungnya
ia menerimanya hangat dan mesra
lagipula ia kesepian dan merana
katanya, sebelum memejamkan mata


Benar!
tentang pria setelah aku
dia menyentuhnya dahulu
menggerogotinya penuh nafsu
katanya, itu nabi palsu
lalu meninggalkan pelacur itu
dengan uang dan tersenyum haru


Ah!
Yang benar saja
aku benar-benar tak mengenalnya
tak mungkin memperkosanya
dia menerima apa adanya
soalnya diterima atau tidak diterima
katanya, ia akan dibenci juga


Pria itu takut setelahnya
diketahui keluarga dan negaranya
jadi dalam-dalam ditusukkannya
kelaminnya yang berdosa
eh, pisau juga di tangannya


Sungguh!
aku tak mengenalnya
tapi aku tau pria bersamanya
sepertinya ia petugas negara

lihat saja di balik celana dalamnya
itu stempel bergambar burung sayapnya melebar
seperti di dada pelacur yang digerayanginya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun