Sungguh!
Aku hanya menyentuh hidungnya
ia menerimanya hangat dan mesra
lagipula ia kesepian dan merana
katanya, sebelum memejamkan mata
Benar!
tentang pria setelah aku
dia menyentuhnya dahulu
menggerogotinya penuh nafsu
katanya, itu nabi palsu
lalu meninggalkan pelacur itu
dengan uang dan tersenyum haru
Ah!
Yang benar saja
aku benar-benar tak mengenalnya
tak mungkin memperkosanya
dia menerima apa adanya
soalnya diterima atau tidak diterima
katanya, ia akan dibenci juga
Pria itu takut setelahnya
diketahui keluarga dan negaranya
jadi dalam-dalam ditusukkannya
kelaminnya yang berdosa
eh, pisau juga di tangannya
Sungguh!
aku tak mengenalnya
tapi aku tau pria bersamanya
sepertinya ia petugas negara
lihat saja di balik celana dalamnya
itu stempel bergambar burung sayapnya melebar
seperti di dada pelacur yang digerayanginya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H