Mohon tunggu...
Rouli Triana Munthe
Rouli Triana Munthe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Saya adalah mahasiswa aktif Hubungan Internasional. Hobi saya adalah membaca dan menonton. Saya memiliki kepribadian yang simple.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketegangan Laut Cina Selatan, Pertarungan Geopolitik di Kawasan Strategis

7 Desember 2024   12:39 Diperbarui: 7 Desember 2024   13:19 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara-negara Eropa, seperti Jerman, memiliki kepentingan dalam menjaga stabilitas dan keamanan jalur perdagangan ini, dan beberapa telah mengambil langkah-langkah simbolis, seperti pengiriman kapal angkatan laut, untuk menunjukkan dukungan pada prinsip-prinsip kebebasan navigasi.

Laut Cina Selatan berperan penting dalam perdagangan global, dengan lebih dari sepertiga ekspor minya mentah dunia melewati wilayah ini. Situasi konflik atau blokade di Laut Cina Selatan berpotensi menimbulkan dampak besar bagi perekonomian global, khususnya negara-negara Asia dan Eropa. 

Persaingan ini diperparah oleh pembangunan dan pengelolaan, sumber daya oleh Tiongkok, termasuk rencana penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir apung untuk mendukung infrastruktur di pulau-pulau buatan. 

Krisis perdagangan di LCS dapat muncul ketika terjadi ketegangan militer atau konflik terbuka di wilayah tersebut. Pembangunan militer oleh Tiongkok, termasuk pemasangan fasilitas radar, pelabuhan, dan landasan pacu di pulau-pulau buatan di Kepulauan Spratly dan Paracel, menimbulkan kekhawatiran bahwa stabilitas kawasan dapat terancam. 

AS dan sekutu-sekutunya, yang mengadvokasi kebebasan navigasi, sering melakukan patroli untuk menegaskan prinsip-prinsip hukum laut internasional dan menentang klaim sepihak Tiongkok

Potensi gangguan pada jalur perdagangan ini dapat memicu dampak ekonomi yang luas. Jika jalur perdagangan di LCS ter-blokade atau terganggu akibat konflik militer, rantai pasokan global akan terganggu, menyebabkan kenaikan harga komoditas, kelangkaan energi, dan dampak buruk pada ekonomi global. 

Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, yang sangat bergantung pada impor energi dari Timur Tengah melalui LCS, akan sangat terpengaruh. Selain itu, lebih dari separuh dari sepuluh pelabuhan peti kemas terbesar di dunia berada di kawasan Asia Timur, yang semakin menunjukkan pentingnya stabilitas di LCS.

Laut Cina Selatan (LCS) memiliki peran vital dalam geopolitik dan ekonomi global, dengan kepentingan besar pada jalur perdagangan dan sumber daya alamnya. Ketegangan yang disebabkan oleh klaim teritorial Tiongkok dan respons negara-negara tetangga serta kekuatan global, seperti AS, menciptakan situasi kompleks yang mempengaruhi stabilitas kawasan. 

Konflik potensial di LCS tidak hanya berdampak pada keamanan regional tetapi juga mengancam rantai pasokan global yang berpotensi memicu krisis ekonomi besar, terutama bagi negara-negara yang bergantung pada jalur perdagangan ini. Dalam menghadapi ketegangan ini, persaingan kekuatan besar untuk mempertahankan atau memperluas pengaruhnya di LCS semakin mengintensifkan dinamika geopolitik kawasan. 

Upaya Tiongkok untuk membangun pos militer dan memperkuat klaimnya bertentangan dengan kepentingan negara-negara tetangga dan prinsip kebebasan navigasi yang diadvokasi oleh AS dan sekutunya. Hasilnya adalah situasi yang sangat dinamis dan rawan konflik, yang memerlukan pendekatan diplomasi dan kerja sama internasional untuk menjaga stabilitas dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun