“Our memories give us voice and bear witness to history, so that others might learn. So they might celebrate our triumphs and be warned of our failures.” — Mohinder Suresh
(Kenangan kita memberi kita suara dan memberi kesaksian kepada sejarah sehingga orang lain bisa belajar. Jadi mereka bisa merayakan kemenangan kita dan diperingatkan akan kegagalan kita).
Seiring perkembangan zaman tempat penyimpanan digital telah tersedia seperti floppy disk (disket), CD, dan DVD yang sangat jaya di era sebelum milenium. Satu kisah sedih tentang penggunaan disket dialami sewaktu pengerjaan skripsi ingin saya bagikan. Pada waktu itu saya belum memiliki laptop dan masih harus bertandang ke beberapa rental PC di dekat kos-kosan. Setelah beberapa hari jari-jari berlelah mengetik.. tik..tik semua datapun disimpan dalam disket dan siap dicetak.
Dengan alasan lebih murah saya berniat akan mencetaknya di rental dekat kampus saja. What??? beberapa halaman tulisan saya ternyata tidak tersimpan. Saya harus menyelesaikannya alhasil saya mencoba mengingat ide tulisan sebelumnya yang terbantu dengan kertas coret-coretan yang masih ada. Karena memang tidak maksimal saya pasrah saja ketika dosen pembimbing menorehkan banyak coretan perbaikan. Pelajaran penting saat itu adalah harus rajin meng-klik 'simpan' dan punya folder khusus di harddisk rental.
Untunglah, kemudian saya mengenal penyimpanan data flasdisk atau dikenal juga flash drive. Flash Disk atau Flash Drive adalah media penyimpan data yang menggunakan flash memory dan diakses menggunakan USB port yang bisa disambungkan ke laptop atau PC. Benda ajaib ini merupakan hasil ciptaan Fujio Masuoka dari Jepang dengan bentuk yang lebih kecil, simpel, praktis namun dapat menyimpan berbagai format data dengan ruang ruang penyimpanan yang cukup besar sampai 128GB.
Bagaimana kalau tidak ada flashdisk? Tenang, masih ada benda ajaib card reader.Card reader adalah perangkat yang memiliki beberapa slot USB dan bisa membaca kartu memori seperti MMC, MicroSD, dan memory Stick bisa langsung dihubungkan ke PC atau laptop. Kita hanya perlu memasukkkan chip memori kita pada slot yang tepat dan colokkan ke USB laptop atau PC trus...proses transfer dan penyimpanan datapun selesai. Nih, penampakan Flashdisk dan card reader saya yang tinggal rangka hihihi...
Seperti disket saya juga punya pengalaman ketika flasdisk yang menyimpan "PR" dari kantor malah tidak bisa terbaca oleh komputer dengan notifikasi bahwa flashdisk saya 'minta' diformat. Tidak hanya dokumen tersebut malah semua isi flasdisk saya tidak bisa dilihat lagi hiks...hiks...Jadi, harus waspada untuk selalu memindai/scan virus ketika hendak berbagi data.
Zaman now adalah zaman digital dimana hampir semua orang telah menggunakan ponsel (handphone seluler) sebagai media dalam berinteraksi maupun bertransaksi. Setiap momen berharga kini sudah bisa diabadikan dalam ponsel, entah itu foto, unduhan dokumen penting, rekaman, dan video. Untuk dapat melakukan semua itu di ponsel tentu diperlukan ruang penyimpanan yang besar kan? Ya, tentu saja. Karena itu produsen ponsel terus berinovasi untuk menghasilkan produk dengan ruang penyimpanan yang besar.
Sayangnya, hampir semua penggunanya masih saja mengeluh akan ruang penyimpanan tidak pernah cukup meskipun telah diciptakan juga aplikasi-aplikasi digital untuk backup seperti Dropbox, SkyDrive, Ubuntu one, Google Drive, box, iTunes, dan lainnya. Karena itu flashdisk masih saja menjadi benda penting sebagai media penyimpanan sehingga ponsel tidak akan memberi notifikasi "memori penuh" huff.. apalagi disaat-saat genting dan penting. Seperti kemaren sewaktu ketemuan dengan teman nun jauh di mata yang kebetulan berkunjung ke kota saya. Ya elah, ponsel saya hanya bisa digenggam manis karena memori penuh sehingga saya sesekali 'sibuk' untuk menghapus beberapa data terlebih dahulu.