Mohon tunggu...
Rouf Maulana
Rouf Maulana Mohon Tunggu... -

selalu ingin menjadikan indonesia negara yang lebih beradab, bertata tertib dan bermartabat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

HADIAH TERAKHIR

25 Oktober 2012   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:24 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nana Olivia sudah menunggu sang pacar Rizal Yuwono di depan sekolahnya. Mereka berdua memang pasangan kekasih yang sudah menjalin hubungan 3 tahun lamanya. Namun tak seperti biasanya sang kekasih Rizal telat menjemput Olivia.

“Yang, kok belum jemput? Ada urusan ya?” tulis sms Olivia.

Setelah beberapa menit Rizal membalas

“ Sorry Yang, aku masuk siang nih. Maaf ya tadi gak sms dulu soalnya hpku tadi low bat.”

“Ok, kalau gitu aku pulang dulu ya”. Balas Olivia

Sudah beberapa menit Rizal tak kunjung membalas. Olivia beranjak dari depan sekolahnya dan menuju halte bus untuk segera pulang. Dalam hati Olivia masih berpikir apakah yang sebenarnya terjadi?, kok gak biasnya sang pacar tak membalas sms terakhir. Biasanya sang pacarlah yang mengakhiri sms. Namun Olivia mencoba untuk berpikiran positif. Ah mungkin dia lagi serius belajar.

Di depan rumah rupanya Rizal sudah menunggu Olivia.

“ Surprise!!!!” teriak Rizal.

“Emangnya hari ini, hari apa?” Tanya Olivia heran.

“Hari Jum’at”canda Rizal. “ Kalau mau ngasih hadiah ke kamu harus nunggu hari istimewa gitu?”.

“Bukan begitu, tapi kan aku jadi khawatir sama kamu” jawab Olivia.

“Yang penting kamu senangkan?”.

“Terima kasih ya sudah mau perhatian sama aku”. Olivia menjawab sambil tertunduk.

Rizal memperhatikan dengan serius dan dengan tanda tanya sangat besar dibenaknya. Kenapa nih anak kok malah sedih dikasih hadiah?.

Rizal memang sering memberi hadiah kepada Olivia sebagai permintaan maafnya apabila tidak bisa memberikan banyak quality time pada sang pacar. Tapi memang Olivia tidak terlalu suka dengan pemberian-pemberian Rizal. Namun berbeda dengan biasanya, Olivia tidak pernah murung dan sedih apabila Rizal melakukan hal itu.

“Tarrrraa” sambil tertawa lepas Olivia mengucapkannya.

“Berhasil, kamu pasti bingungkan lihat ekspresiku?, salah sendiri kamu bikin aku khawatir” ungkap Olivia sambil terus tertawa.

“Emang dasar kamu ini, bikin aku was-was aja!” seru Rizal

Mereka berdua melanjutkan obrolan mereka di depan rumah Olivia tanpa sempat ganti baju.

Sudah 3 tahun meraka berpacaran, dari kelas 10 SMA sampai sekarang mereka kelas 12, tetap aja berdua. Memang mereka pasangan yang amat serasi. Si cowok ganteng dan amat perhatian, yang cewek cantik dan suka bikin penasaran.

Bulan-bulan terakhir mereka sekolah SMA sebelum mereka ujian nasional diisi dengna kegiatan belajar bersama. Tidak hanya mereka berdua tapi juga dengan semua teman mereka yang juga beda sekolah.

Mereka belajar bersama agar tak hanya pacaran yang mereka omongkan, tapi benar-benar serius belajar. Mereka berdua ingin menuai hasil yang baik dalam ujian nasional dan bisa masuk ke universitas yang mereka dambakan.

Ujian nasional telah usai dan pengumuman hasil kelulusan mereka terima. Mereka berdua dapat nilai yang sangat memuaskan dan mereka akan daftar di perguruan tinggi yang sama pula.

“Yang entar malam main ke rumahku ya!” undang Rizal.

“Ada apa yang?” tanya Olivia.

“Mama Papa baru pulang dari Bali, kan kamu belum pernah ketemu sama orang tuaku” jawab Rizal.

Malam itu Rizal menjemput Olivia untuk menemui kedua orang tuanya.

“Mama ini kenalin Olivia, yang biasa aku ceritakan itu”.

“wah cantiknya, rumahnya dimana?” tanya mama Rizal.

“Di selatan kampung tante” jawab Olivia.

“ini lho ma, dekatnya sungai kampung kita” timpal Rizal

“oh ya sudah, kamu lanjutkan aja obrolanya ya mama mau masuk dulu” mama rizal berlalu ke dalam sambil meninggalkan muka yang bingung.

Mama rizal dan Papanya adalah orang yang sangat memegang adat istiadat jawa sehingga mamanya mulai melakukan penelusuran akan jodoh anaknya itu agar anak dan kelurganya dapat bahagia.

Setelah mengantarkan Olivia pulang Rizal dipanggil oleh orang tuanya. Mereka akan memberikan nasehat dan penilaiannya tentang Olivia.

“Nak kamu cinta pada keluarga kita kan?” tanya mamanya.

“ya iyalah ma, emangnya kenapa ma?” telusur Rizal.

“kamu putusin Olivia ya!” suruh mamanya.

Rizal seketika meninggalkan orang tuanya dengan hati yang hancur. Rizal tidak bisa menjawab karena dia tidak bisa membantah keputusan orang tuanya dank arena dia adlah anak yang amat di menghormati orang tuanya.

Sebenarnya orang tuanya juga tidak tega mengatakan hal itu pada Rizal tapi adat jawa melarang mereka berdua bersatu yaitu tidak bole ada pasangan yang menikah dengan rumah kedua pasangan yang meng-kiblat. Yaitu rumah pasangan berada pada arah barat daya atau barat laut dalam satu kampung. Dan apabila dilakukan orang tua dari pasangan yang berada di barat laut atau barat dayanya akan meninggal.

Dan malam itu juga Rizal mengirim sms pada Olivia.

“Maafkan semua kesalahanku ya’ mungkin hadiah kemarin adalah hadiah terakhir dariku, karena aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan kita berdua” tulis Rizal.

“tapi kenapa? Ada yang salah dengan kita atau dengan aku?” jawab Olivia.

“tidak aku yang salah, pokoknya kamu memang cewek yang aku idamkan. Tapi takdirlah yang berkata lain. Mohon kamu jangan sedih ya”

“tapi” Olivia sudah tidak sanggup menulis lagi dan dia mengais tanpa tahu ada yang membuatnya diputuskan oleh Rizal.

“gak tapi lagi, kita sudah tidak bisa lagi bersama. Aku gak kuliah, aku mau pergi ke Kalimantan untuk kerja di pertambangan. Terima kasih atas selama ini”.

Olivia tidak lagi mampu mengetik sms untuk membalas sang mantan pacar.

Sejak kejadian itu Rizal memilih kerja dipertambangan di Kalimantan dan tidak mau kuliah meski sudah di bujuk oleh orang tuanya. Dia memilih itu agar bisa melupakan sang kekasih.

Sedang Olivia baru mengetahui alasan dia tidak bisa bersatu dengan Rizal setelah sebulan Rizal pergi ke Kalimantan. Itupun ia ketahui dari ibunya yang diberitahu oleh mama Rizal. Yang meminta tolong ibu Olivia meminta maaf atas pemutusan itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun