Tempurharjo (05/02/2023), Masyarakat Indonesia sangatlah bergantung pada tanaman padi sebagai makanan pokok. Bidang pertanian di Indonesia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Kesejahteraan masyarakat Indonesia tak jauh dari jasa para petani yang senantiasa menggarap sawah dan ladang mereka untuk memberi yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kunci dari sebuah kesejahteraan dari suatu daerah dapat dilihat dari ketersedian pangan mereka, oleh sebab itu sangat penting untuk memberi yang terbaik pada tanaman pangan yang digarap. Salah satu hal pokok yang perlu diperhatikan dalam suatu pertanian adalah pada penyedian pupuk dan anti hama bagi tumbuhan. Pupuk yang baik akan menyuburkan tanah dan menghasilkan tanaman yang berkualitas tinggi, namun akan percuma apabila tanaman tersebut diserang oleh hama yang membuat para petani resah karena dapat menyebabkan mereka gagal panen. Â Â
Di Desa Tempurharjo yang terletak di Kecamatan Eromoko kabupaten Wonogiri mayoritas penduduknya didominasi oleh para petani, komoditas unggulan yang ada di Desa Tempurharjo adalah tanaman padi dan juga jagung. Disetiap musim sebelum panen hama wereng dan walang sangit sangatlah meresahkan para petani. Pemerintah berupaya untuk membantu petani dalam memberantas hama tersebut adalah dengan memberi subsidi pada pupuk kimia dan pestisida bagi petani di desa Tempurharjo, namun terkadang bantuan tersebut masih kurang karena ketersedian pupuk subsidi semakin menipis dan kebutuhan akan pupuk semakin meningkat.
 Sebagai cara untuk mengatasi ketergantungan para petani pada pupuk kimia adalah dengan pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan serta bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik tersebut mudah didapat disekitar. Hal tersebutlah yang diimplementasikan oleh para peserta KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 yang ditempatkan di Desa Tempurharjo. Para peserta KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 melakukan pendampingan dalam pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga yang dinamai dengan ecoenzym kepada warga dan petani di Desa Tempurharjo. Hanya dengan limbah rumah tangga seperti sampah sisa memotong sayur ataupun kulit buah yang ditambahkan dengan air dan molases dapat membuat pupuk organik yang berkualitas. Molases disini dapat menggunakan tetes tebu ataupun gula jawa dan gula aren.
Program Kerja untuk para peternak di desa Tempurharjo yang dilaksanakan oleh KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 dibantu oleh kepala desa dan segenap perangkat desa  ini disambut baik dengan antusias para warga. Para petani merasa terbantu dengan adanya pupuk organik ini. Harapan warga kedepannya dengan adanya pupuk organik ini dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap pupuk kimia atau bahkan menggantikan pupuk kimia yang ada dengan menjadi penggunaan penuh pada pupuk organik yang tentunya lebih murah dan ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H