Mohon tunggu...
Roudhotul Jannah
Roudhotul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jangan lupa membaca hari ini
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Melalui tulisan kamu bisa berbicara, berkata, bahkan mampu menyentuh seseorang yang tidak diketahui keberadaanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

What is Interaksi Teman Sebaya?

7 Desember 2022   23:46 Diperbarui: 7 Desember 2022   23:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haiii kali ini kita akan membahas tentang interaksi teman sebaya, nah sebelum nya teman-teman tau ngga sih apa yang di maksud dengan interaksi? Dan teman sebaya? Yuk kita simak!

Interaksi adalah terjalinnya suatu hubungan antara individu dengan individu lainnya, yang kebiasaannya prilaku salah satu individu akan mempengaruhi serta merubah ataupun memperbaiki sifat dan sikap individu lain ataupun sebaliknya, simpelnya interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu ataupun kelompok yang mana akan mempengaruhi satu sama lain. Nah sedangkan teman sebaya adalah dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan umur, minat, posisi sosial dan lainnya, nahh ternyata teman sebaya berperan penting untuk perkembangan anak, Yusuf (2010:60) mengemukakan bahwa peran teman sebaya yaitu memberikan kesempatan berinteraksi dengan orang lain, mengontrol perilaku sosial, mengembangkan keterampilan dan minat sesuai dengan usianya, dan
saling bertukar pikiran dan memecahkan masalah-masalah. Pergaulan teman sebaya akan berpengaruh pada perilaku individu lainnya yakni positif ataupun negatif, pengaruh teman sebaya yang positif yakni melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat begitu juga sebaliknya pengaruh teman sebaya yang negatif melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat bahkan merugikan orang ataupun lingkungan sekitar.
Desmita (2009:220-221) mengemukakan dampak positif teman sebaya yaitu:
1. Mengontrol impuls-impuls agresif, maksudnya adalah mendorong anak dalam memecahkan pertentangan-pertentangan dengan berbagai cara selain dengan tindakan agresif
2. Dorongan sosial dan emosional dari teman sebaya menjadikannya lebih independen, yang mana anak akan berkurang ketergantungannya terhadap keluarga
3. Meningkatkan keterampilan sosial
4. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan perilaku peran
jenis kelamin
5. Meningkatkan harga diri yaitu dengan menjadi orang yang
disukai oleh teman-temannya.

Dampak negatif
1. Anak yang ditolak atau diabaikan oleh teman sebayanya
akan menimbulkan perasaan kesepian atau permusuhan
2. Kebiasaan negatif dari teman sebaya bisa membuat kejahatan yang merusak kontrol orang tua.
3. Teman sebaya dapat mengenalkan anak kepada hal-hal yang menyimpang seperti merokok, alkohol, narkoba dan sebagainya. 

Bermain dan permainan bagi AUD berdasarkan teori Piaget dan Vygotsky

Teori Piaget (1962) menjelaskan bahwa bermain adalah gambaran tahap perkembangan anak, dan juga menunjang perkembangan kognisi itu sendiri, yang mana perkembangan bermain juga berkaitan dengan perkembangan kecerdasan seseorang. Sedangkan permainan menurut Piaget permainan adalah suatu media yang meningkatkan
perkembangan kognitif anak-anak.

Vygotsky mengatakan bahwa bermain berperan langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak. Menurut Vygotsky seorang anak belum bisa berpikir abstrak karena bagi anak makna dan objek menjadi satu. Melalui bermain anak akan dapat membedakan makna  objek yang sebenarnya. Vygotsky juga mengatakan bahwa bermain semua potensi yang ada pada anak akan berkembang, karena bermain pada umumnya berkaitan dengan kehidupan nyata anak. Sedangkan permainan menurut Vygotsky permainan adalah suatu seting yang sangat bagus bagi
perkembangan kognitif ia tertarik khususnya pada aspek-aspek
simbolis dan hayalan suatu permainan.

Bermain dan permainan dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan anak usia dini yang meliputi aspek moral agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik dan juga seni.

Rujukan:
Piaget, J. (1962). Play, dreams, and imitation in childhood. New York: W. W. Norton.
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Eresco, 1988), cet. 11, 57

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun