Mohon tunggu...
Roudhotul Jannah
Roudhotul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jangan lupa membaca hari ini
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Melalui tulisan kamu bisa berbicara, berkata, bahkan mampu menyentuh seseorang yang tidak diketahui keberadaanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenali dan Mengatasi Prilaku Agresif dan Kekerasan

10 November 2022   02:52 Diperbarui: 10 November 2022   02:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haii semua... Kali ini kita akan membahas tentang agresif dan kekerasan, tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kata agresif, yang mana selalu dikaitkan dengan sikap seorang dalam melakukan suatu hal dan bertindak secara berlebihan. Nahh secara umum defenisi agresif sendiri adalah suatu sikap atau tindakan menyakiti/ melukai orang lain baik secara fisik maupun verbal dengan sengaja, namun apabila tidak sengaja, bukan termasuk prilaku agresif.

Menurut ahli Buss dan Perry prilaku agresif adalah kecenderungan prilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun secara psikologis. Perilaku agresif biasanya mengarah kepada perbuatan yang negatif, yang mengungkapkan pikiran, perasaan, kehendak dan tindakan yang dilakukan dengan cara kasar. Orang yang berprilaku agresif juga akan melakukan penekanan tanpa memikirkan perasaan orang lain, ini terjadi disebabkan ia merasa dirinya lah yang harus dihargai.

Macam-macam agresif

  • Agresi terbuka dan agresi rasional
  • Agresi terbuka ialah tindakan yang menyebabkan kerugian fisik maupun psikologis secara langsung atau secara terbuka terhadap orang lain. Contohnya mengancam, mendorong dan menendang. Nahh sedangkan agresi rasional sebaliknya yang mana mengarah pada tindakan yang tidak langsung yakni bermaksud merusak hubungan dengan orang lain, persahabatan dan semacamnya. Contohnya menyebar fitnah, mengucilkan dan gosip.
  • Agresi reaktif dan agresi proaktif
  • Agresi reaktif ialah pembalasan atau reaksi seseorang ketika menerima ancaman yang disertai dengan emosi ketakutan dan kemarahan. Adapun fungsi agresi reaktif sendiri yaitu melepas diri dari ancaman atau rasa ketidakenakan yang dialami bukan sebagai cara untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Sedangkan agresi proaktif yaitu dilakukan sebagai alat yang berfungsi untuk memperoleh tujuan tertentu. Agresi ini semata-mata diarahkan oleh beberapa tujuan eksternal yang ingin dicapai seperti makanan, barang, kekuasaan, dan wilayah.

Perkembangan moral dan prilaku agresif

Hubungan antara perkembangan moral kognitif dan perilaku yang bermakna secara moral seperti agresi dan kekerasan. Hubungan antara berbagai bentuk perkembangan moral anak atau kognisi moral, emosi moral, dan motivasi moral dan perilaku agresif dan kekerasan.

  • Alasan moral
  • Penalaran moral dan agresi berdasar pada gagasan bahwa kognisi moral dapat memotivasi perilaku yang bermakna secara moral, seperti perilaku prososial atau agresi.
  • Pelepasan moral
  • Tingkat pelepasan moral yang berkaitan dengan orang tua, teman sebaya, dan agresi fisik.
  • Emosi moral
  • Perilaku agresif memiliki hubungan negatif dengan perasaan bersalah. Perasaan bersalah biasanya disesuaikan oleh emosi negatif tentang agresi.

  • Menangani prilaku agresif dan kekerasan pada anak

  • Perilaku agresif pada anak dapat diatasi, dikurangi bahkan untuk dihilangkan. Diperlukan teknik dan pendekatan yang komprehensif dan koordinauf untuk membantu anak agar terlepas dari prilaku agresif. Adapun yang dapat kita lakukan, baik di sekolah maupun di rumah, melalui berbagai metode/cara berikut:
  • Memahami dan menerima pribadi anak
  • Ciptakan pakem (pembelajaran aktif, kratif, efektif, dan menyenangkan)
  • Melakukan catharsis (mengalihkan prilaku agresif ke aktivitas yang positif)
  • Menciptakan lingkungan nonagresif
  • Mengembangkan sikap empati
  • Hukuman (metode ini digunakan ketika cara-cara pada gagasan diatas tidak efektif)

Semoga bermanfaat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun