Mohon tunggu...
Roudhotul jannah
Roudhotul jannah Mohon Tunggu... Guru - guru

selain guru juga ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Diary

Beban Berkurang Sebab Bisa Cicil Hutang

21 Juli 2024   15:51 Diperbarui: 21 Juli 2024   16:02 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku tidak tahu aku bisa memulai dari mana, yang pasti saat ini, aku bahagia sekali. Mungkin ada satu hal yang bisa buat aku belajar sambil terjun langsung. Meski sebenarnya itu bukan suatu hal pilihan bagi aku. Sekitar 5 tahun silam, aku yang masih tahap syok karena mempunyai pinjaman di salah satu bank, yang mengharuskan aku harus putar otak untuk bisa mendapatkan uang. Padahal dalam keadaan masih pemula yang di usia pernikahan yang ke-3, tapi aku berusaha untuk tidak merepotkan orang tua atau keluarga dekat. Sebab aku tidak mau mereka bahwa aku punya kesulitan dalam hal keuangan. 

Ternyata suami mempunyai teman seangkatan sewaktu duduk di bangku sekolah menengah pertama, walhasil dibantu satu juta, aku sangat beruntung sekali. Ternyata sekitar hampir 5 tahun aku belum bisa melunasi hutang tersebut. sampai akhirnya, kemarin aku mendapatkan info kalau teman suamiku sudah meninggal sekitar 3 tahun  silam, jadi aku sangat terbebani karena aku belum diberi kesempatan untuk berterimakasih  dan mengembalikan uang tersebut. 

Aku mencari info apa mungkin istrinya masih ada dirumah suami nya atau tidak, ternyata kabar yang aku dapat bahwa istri almarhum menikah lagi. Tak pantang menyerah, aku meminta nomor telfon istrinya, agar suatu saat jika aku ada rejeki bisa langsung mentransfer, karena tempat tinggal yang sekarang berada di luar kota. 

Alhamdulillah, Alloh Maha pengasih, hari ini aku bisa melunasi hutang tersebut, meski sangat lama, sampai sang pemberi pinjaman meninggal, tapi yang namanya hutang itu tetap hutang, aku berusaha untuk melunasi. 

Dari sini aku ambil hikmahnya yaitu seperti air (rejeki) yang ada di bak penampung, seharusnya air itu bisa mengalir untuk mengaliri tumbuhan (kehidupan kita), namun karena lubang air tertutup oleh hutang. makanya air yang mengalir itu kurang maksimal. Pada waktu saya mencabut (melunasi) penutup (hutang), apa yang aku rasakan ? yaitu kehidupan ku merasa tenang, ya setenang tumbuhan yang mendapat pasokan air yang cukup.

Itulah pengalaman berharga dari ku, semoga penutu-penutup lubang rejeki ku bisa aku cabut semua, agar kedamaian akan kurasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun