Dewasa ini, kita telah banyak memakai media sosial, ditambah dengan kondisi pandemi yang belum juga berakhir membuat kita mau tidak mau harus menggunakan sistem daring di berbagai aktivitas.Â
Merasa bosan dengan sistem daring, seringkali membuat kita menjadi lelah dan melupakan hal yang sangat penting yaitu membaca. Tidak harus membaca buku, bisa juga komik, majalah, atau bahkan bacaan yang ada di koran-koran bekas yang sering kita temui. Tapi pasti yang paling utama itu membaca buku.
Kenapa? Karena buku itu adalah jendela ilmu.
Perlu kita ketahui bersama seorang sastrawan dari Ceko, bernama Milan Kundera mengatakan bahwa membaca adalah salah satu senjata melawan lupa. Dan jika kita pikirkan lagi, ketika membaca, kita bisa menjelajah dunia, bahkan bisa menerabas ruang dan waktu.
Mengapa?
Karena, kita bisa tahu bagaimana kondisi Negara lain, bahkan dari masa lampau masa sekarang, dan bahkan yang akan datang. Semua itu di dapatkan dari membaca. Tapi sayang sekali, budaya membaca di Negara kita ini lama-lama semakin terkikis, dan hanya sedikit yang menjadikan membaca sebagai hobi.
Menurut saya, minat baca di Indonesia masih tergolong rendah. Karena, jika kita lihat dari penilaian media sosial mengenai minat baca di Indonesia ini, ternyata indeksnya adalah 0,001 atau bahasa mudahnya dari 1000 orang hanya satu yang membaca buku. Sangat tertinggal oleh Amerika juga Jepang sebagai Negara maju yang masing-masing indeksnya 156 dan 146 yang berarti 1 orang di Amerika membaca sekitar 156 buku, begitupula di jepang.
Hal seperti ini menjadi PR besar bagi kita semua, bukan hanya pelajar, tapi semua orang. Jika kita ingin menyelesaikan suatu permasalahan, sudah pasti yang utama adalah dicari dulu penyebabnya.
Lalu, kira-kira kenapa minat baca kita masih rendah?
Pertama, kita sejak dulu terbiasa membaca intensif atau mudahnya, kita ini mau membaca namun hanya di waktu tertentu, lalu juga minim variasi bacaan. Buku yang kita baca, tak lepas dari LKS, buku paket, atau beberapa buku tentang pelajaran saja. padahal bacaan tidak hanya itu saja, ada banyak. Komik misalnya.
Terdapat banyak genre pada komik, tidak melulu tentang hal negative. Novel juga seperti itu, banyak novel yang mengajarkan kita pelajaran hidup, dan sebagainya. contohnya ada karya-karya dari Andrea Hirata seperti Laskar pelangi, sang pemimpi dan masih banyak lagi. Kita bisa meningkatkan motivasi baca kita dari novel juga komik, tapi ingat kita juga harus pintar memilah dan memilih antara yang baik dan kurang baik.