Haii kita selalu mendengar tentang prilaku prososial, nahhh pada tau ga sih apa sih sebenernya prososial itu? Dan bagaimana mengembangkan emosi prososial tersebut secara tepat pada anak? Yuk yuk simak penjelasan di bawah!...
Definisi emosi prososial
Perilaku prososial adalah sebuah prilaku atau tindakan yang direncanakan untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan sesuatu dari orang lain untuk dirinya, atau sukarela, yang mana prilaku prososial ini memiliki konsekuensi positif bagi orang lain, adapun tindakan prososial meliputi tindakan berbagi, menolong, kerja sama, dermawan dan lain sebagainya. Seiring bertambahnya usia prilaku prososial dan kemampuan empati akan terus berkembang, lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan prososial anak hal ini dilihat dari lingkungan anak dengan siapa dan bagaimana anak bergaul, yang mana ini akan terus berkembang dan sampai anak dewasa nanti.
Nancy Eisenberg merumuskan 5 tahapan perkembangan kualitas prososial yaitu:
1. Berorientasi pada kepentingan pribadi (masa dimana anak berbuat baik bukan karena rasa kepeduliannya terhadap orang atau keadaan dilingkungannya, akan tetapi hanya menghindari konsekuensi negatif jika tidak berbuat baik biasanya tahapan ini berlangsung pada anak usia pra-sekolah).
2. Berorientasi pada kebutuhan (fase ini anak hanya menanggapi orang-orang yang membutuhkan bantuan tanpa mengungkapkan perasaan peduli secara lisan, biasanya tahapan ini berlangsung pada anak usia pra-sekolah dan sebagian besar anak usia sekolah dasar).
3. Berorientasi pada penilaian orang lain dan seterotip sebagai anak baik (pada fase ini anak melakukan suatu kebaikan agar diterima orang sekelilingnya dan dicap sebagai anak baik, biasanya tahapan ini berlangsung pada anak usia sekolah dasar atau sebagian kecil anak sekolah menengah).
4. Munculnya kemampuan refleksi dan empati (pada masa ini anak sudah bisa mempertimbangkan dan sudah melibatkan rasa empati, antisipasi, kemanusiaan dalam memutuskan untuk menolong atau tidak menolong orang yang butuh bantuannya dan kemungkinan bisa menimbulkan perasaan rasa menyesal jika tidak menolong orang yang membutuhkan bantuannya, biasanya tahapan ini berlangsung pada anak usia sekolah menengah).
Tahapan transisi (tahap ini adalah dimana sang anak mengambil keputusan menolong atau tidak dengan penuh pertimbangan yang melibatkan nilai moral, norma tanggung jawab sosial dan motivasi untuk mengubah kondisi lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik, tahapan ini biasanya berlangsung pada anak yang kelompok usianya lebih tua).
5. Berorientasi pada nilai-nilai moral yang telah tertanam dalam diri (masa ini biasanya ditemukan pada anak usia sekolah menengah).
Peran orangtua dalam
emosi prososial anakÂ
Orang tua sangat berpengaruh besar dalam pembentukan perilaku prososial anak, oleh sebab itu, orang tua harus memberi dan menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam perilaku sosial, karena anak adalah peniru ulung yang mana prilaku atau sifat yang ditiru anak akan menjadi kebiasaannya yang akan dibawa hingga dewasa nantinya, adapun prilaku dasar yang bisa diberikan pada anak dengan memberikan pendidikan berupa pengertian, nasihat, serta contoh tentang sikap prososial, seperti bagaimana seharusnya bersikap saat sedang berkumpul dengan anak seperti saat belajar sehingga anak mampu menerapkan apa yang didapatkan dari pendidikan orang tuanya tentang sikap prososial seperti berbicara dengan lemah lembut memperingati kesalahan tidak dengan amarah dan lainnya.
Semoga bermanfaat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H