Mohon tunggu...
Rotua Sarmauli Simanjuntak
Rotua Sarmauli Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - simple but nice

Simple but nice

Selanjutnya

Tutup

Money

Menjemput Harapan lewat Interaksi Digital

28 Februari 2017   22:05 Diperbarui: 1 Maret 2017   20:00 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#JelajahAngkasa

“Inbox no ponsel, WA, pin BBM atau line ya”, begitu komentar teman yang sudah lama tidak saling mengabari yang saya baca di dinding facebook. Lewat facebook kami saling berinteraksi secara digital, menemukan teman lain dan saling bertukar no ponsel, WA, BBM dan Line meski teman saya itu tinggal berlainan negara. Kini jarak tidak lagi menjadi penghalang silaturahmi. Seperti yang saya alami, sekarang ini alangkah mudahnya orang-orang terhubung lewat interaksi digital. Bagi yang belum saling mengenal, interaksi digital menjadi sarana untuk berkenalan bahkan, tidak sedikit orang yang berjodoh lewat interaksi digital. Interaksi digital menjadi sarana menemukan dan ditemukan. Namun akibat interaksi digital beberapa orang terjerat kasus hukum sehingga muncul pepatah baru “jarimu adalah harimaumu”. Lewat interaksi digital juga terjadi kejahatan dunia maya berupa penipuan dan penculikan.

Disamping mudarat interaksi digital juga menimbulkan maslahat. Diantara banyak kemudahan yang ditimbulkan terdapat kesulitan yang akan menjemput apabila kita tidak bijaksana berinteraksi digital. Jika dengan bijaksana kita berinteraksi secara digital, kita akan menjemput harapan dan meraup keuntungan dengan menekuni ekonomi kreatif dua diantaranya adalah menjadi penulis online dan berjualan online.

Sekarang ini banyak situs online yang membutuhkan jasa penulis dengan memberikan imbalan yang tidak sedikit. Bagi yang ingin melatih kemampuan berpikir sambil berburu rupiah dapat mengikuti kompetisi menulis online salah satunya diselenggarakan oleh kompasiana bekerja sama dengan telkom. Tidak sedikit blogger yang mengantongi jutaan bahkan puluhan juta dari kegiatan ngeblog. Agar dapat bersaing secara sehat dengan penulis lainnya, kita harus mampu menulis kreatif, sederhana, dan bermanfaat. Demi memenangkan kompetisi secara online dan meraup rupiah tidak halal jika kita melakukan plagiat karya penulis lain. Dengan menulis disamping memperoleh pundi-pundi, menurut penelitian juga dapat menjadikan pikiran seseorang awet dan mencegah penyakit pikun akibat usia yang semakin menua.

Lazada, Alibaba, Tokopedia adalah beberapa diantara situs belanja online yang menggurita. Meski demikian tidak menutup kemungkinan bagi kita yang masih amatir untuk berjualan secara online. Dengan menggunakan facebook, twiter atau instagram pun masih terdapat peluang bagi kita untuk berjualan di tengah himpitan situs belanja online yang telah punya nama. Tampil beda menjadi salah satu kunci keberhasilan.

Kita sering berfokus pada berjualan online pakaian, tas, asesoris, elektronik dengan menawarkan gratis ongkos kirim. Saya sendiri misalnya, memiliki beberapa teman yang berjualan produk yang sama sampai-sampai saya kebingungan memilih produk siapa yang akan saya beli karena rata-rata memiliki kualitas dan harga yang sama dengan prinsip perteman. Alih-alih membeli, akhirnya saya memutuskan untuk tidak membeli karena alasan segan pada teman lainnya. untuk membeli satu produk per teman langkah mustahil karena terlalu banyak dengan style yang mirip adalah pemborosan.

Berkaca dari pengalaman di atas, saya teringat pada jualan online seorang kakak “Teri Medan Ririn” dengan memanfaatkan facebook. Tampil beda diantara yang lain. Kakak saya ini berjualan ikan teri asal Sei Berombang, Labuhanbatu, Sumatera Utara yang tidak ditemukan di daerah Jawa tetapi mudah ditemukan di daerah Labuhanbatu. Jika seandainya ingin membeli saya tidak harus memikirkan perasaan teman lain, karena teman saya yang lain tidak berjualan ikan teri secara online. Secara ekonomi, lewat interaksi digital kakak saya ini meraup keuntungan dengan memanfaatkan pertukaran komoditas dari Labuhanbatu, Sumatera Utara ke daerah lain. Jika lancar selain memperoleh pundi-pundi rupiahnya, kakak saya ini juga dapat membantu distribusi ikan teri nelayan di Sei Berombang. Tampil dengan memanfaatkan komoditi daerah itulah pelajaran yang dapat ambil dan berharap kompasioner yang lain juga dapat memanfaatkan peluang dengan komoditi daerah masing-masing lewat interaksi secara digital.

Setiap kita pasti memiliki peluang lewat interaksi digital untuk menjemput impian dan memperoleh banyak mudarat bukan maslahat. Kini Telkom telah meluncurkan satelit 3S, sehingga kita dapat semakin kuat berinteraksi secara digital, semakin banyak peluang yang dapat kita manfaatkan dan semakin banyak harapan untuk maju yang akan kita raih. Kini tempat, bahkan pedesaan sekalipun tidak lagi menjadi penghalang berinteraksi secara digital untuk meraup keuntungan lewat kegiatan ekonomi kreatif.
Bagaimana? Bidang ekonomi kreatif mana yang akan anda coba? Apakah anda sudah siap menjemput harapan lewat interaksi digital? Selamat berinteraksi digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun