Mohon tunggu...
Rosyid nurjudin
Rosyid nurjudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa IAIN Jember

Nama lengkap: Rosyid nur judin Saya sedang menempuh studi S1 di IAIN Jember prodi Pendidikan Agama Islam. Saya menulis artikel ini agar bisa dibaca dan bermanfaat bagi saya dan bagi banyak orang. Jika ada kekurangan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya 🙏

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tetesan Keringat yang Tak Diingat

13 April 2020   23:55 Diperbarui: 13 April 2020   23:50 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikumwr wb
Penulis disini akan menceritakan sedikit tentang perjuangan seorang guru. Profesi ini mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dan penuh kesabaran dengan gaji yang tidak sepadan. Membimbing, mendidik, mengajari anak/siswa yang bukan anaknya sendiri jika ada kesalahan pasti akan disalahkan tanpa mengingat apa yang dilakukan seperti kasus pelaporang seorang orang tua melaporkan guru karena ada kesalahan yang padahal demi kebaikan anak/siswa yang ia bimbing. Pengorbanan yang banyak dilakukan banyak orang tidak menyadarinya yang hanya menganggap sebelah mata. Tanpa adanya beliau kita tidak akan bisa menjadi apa-apa. Bekerja kadang menghiraukan rumahtangganya demi kita tapi banyak yang tidak menghargai itu. Meninggakkan anaknya saat tidur dan pulang ketika anak sedang tidur. Bekerja saat sekarang ini padahal wabah /vitus dimana-mana sedangkan kita tidak ada pengorbanan sama sekali kepada yang berkorban kepada kita. Tidak ada orang sukse tanpa adanya guru. Kurangnya rasa penghargaan, kurangnya rasa terimakasih kepada guru itulah ironi yang tercermin dalam pendidikan diindonesia ini. Mengahargai tidak usah memberikan apa-apa, hanya dengan menyapa dan salim saat bertemu guru itu sudah hal luar biasa. Tapi sekarang banyak orang sukses lupa dengan orang yang menjadikan dirinya sukses seperti kacang lupa kulitnya.
Jika saya dan teman-teman banyak mempunyai kesalahan pada guru kita segera meminta maaflah dan jika bertemu dengan guru menyapa kepada beliau sebagai bentuk rasa hormat atau salim jika kondisi memungkinkan.
Sekian artikel ini saya buat kurang lebihnya mohon maaf. Boleh komen dikolom bawah untuk memotifasi saya dalam membuat artikel yang lebih baik lagi.
Wassalamualikum wr wb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun