Gaung kurikulum 2013 sangat membahana di penjuru nusantara. Ada yang mengatakan Gagal namun ada yang masih percaya ini berhasil. Bahkan bisa menciptakan Psikopat (sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/08/22/079601550/Kurikulum-2013-Cetak-Calon-Psikopat). Banyak tulisan dan pendapat yang mengatakan bahwa guru menjadi garda paling depan dalam kesuksesan kurikulum 2013. Hal itu memang bukan isapan jempol semata. Sebab memang gurulah yang menjadi aktor utama pelaksana kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 menitik beratkan penilaian pertama (KI1 dan KI2) pada sikap. Baik sikap dalam spiritual (KI1 ) maupun sikap sosial (KI2) menjadi penilaian yang wajib ada dalam kurikulum 2013. Siapa yang akan menilai sikap ini?? Tentu saja guru. Guru yang akan mengukur sikap dari peserta didik dikelas. Dan nilai dari sikap siswa adalah Sangat Baik, Baik, Cukup, dan Kurang. Untuk mendapatkan nilai tersebut dihitung dari nilai sikap harian pada tema yang dibahas. Sikap harian nilai dalam bentuk skor. Lagi-lagi yang menentukan skor ini adalah Guru berdasarkan indikator.
Dalam hal ini, ada sesuatu yang menarik. Jika acuan tidak sangat ketat tentu akan berdampak pada berbedanya standar nilai setiap guru. Misalkan tentang kerja sama, setiap guru mempunyai pengertian kerja sama yang berbeda-beda. Guru yang terbiasa (baca: mempunyai) kerja sama yang baik dengan rekan kerja akan memiliki nilai kerja sama yang berbeda dengan guru yang lebih cenderung tidak pernah bekerja sama dengan rekannya. Hal ini pun pasti terjadi dengan nilai-nilai sikap yang lain seperti kejujuran, tanggung jawab, sportif, dan lainnya.
Terlepas dari itu semua, ada hal penting yang harus dilakukan (dipersiapkan) oleh guru. Guru haruslah lebih dulu mempunyai karakter (baca: Sikap) yang baik. Tidak mungkin menciptakan seorang anak yang disiplin dengan cara tidak disiplin. Marilah wahai para guru, kita siapkan diri untuk menjadi tauladan bagi siswa. Guru itu diGUgu dan ditiRU kata orang-orang dulu.
Saat ini yang dapat kita lakukan adalah memperbaiki sikap (karakter) kita sebagai guru dan melaksanakan kurikulum 2013 dengan sebaik-baiknya. Masalah kurikulum ini akan berhasil atau gagal bukanlah menjadi hal yang harus kita pikirkan. Jalankan dan laksanakan. Jika memang gagal maka jangan sampai guru menjadi faktor utama penyebab kegagalannya… Semangat…
Semoga Bermanfaat…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H