Mohon tunggu...
rosyid haidar
rosyid haidar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Integrasi Teknologi Informasi dalam Riset untuk Mewujudkan Kemandirian Energi dan Pangan di Indonesia

19 November 2024   21:53 Diperbarui: 20 November 2024   00:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia, sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian riset, terutama di sektor teknologi, pangan, dan energi. Kemandirian riset sangat penting bagi masa depan bangsa ini, mengingat ketergantungan pada negara lain dapat menjadi risiko strategis, terutama dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah, termasuk krisis pangan dan energi. 

Artikel ini akan membahas bagaimana kemandirian riset dapat dicapai, terutama dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, serta pentingnya integrasi sektor pangan dan energi terbarukan untuk menciptakan keberlanjutan yang berkelanjutan.

Tantangan Kemandirian Riset di Indonesia

Kemandirian riset di indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya koordinasi antar-sektor dalam mendukung riset yang inovatif dan berkelanjutan. 

sektor teknologi, pangan, dan energi sering kali bergerak secara terpisah, tanpa sinergi yang cukup kuat untuk mendukung satu sama lain. Padahal, riset di bidang teknologi dapat secara langsung mempengaruhi perkembangan sektor pangan dan energi, terutama dalam hal efisiensi dan keberlanjutan sumber daya.

Di sektor pangan, misalnya, Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Menurut data dari Kementerian Pertanian, ketergantungan pada impor pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai, menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan domestik. Sementara itu, dengan populasi yang terus bertambah, kebutuhan akan pangan semakin meningkat.

 Ini adalah tantangan besar bagi Indonesia untuk mencapai swasembada pangan, terutama dalam situasi ketahanan pangan global yang semakin tidak menentu [1].

Tantangan lainnya adalah kurangnya investasi dalam riset dan pengembangan (R&D), terutama di sektor teknologi dan energi terbarukan. Saat ini, anggaran riset Indonesia masih relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara maju. 

Padahal, untuk dapat bersaing di tingkat global, riset yang kuat dan didukung dengan teknologi canggih sangat dibutuhkan. Keterbatasan sumber daya manusia yang terampil di bidang teknologi juga menjadi faktor penghambat perkembangan riset di Indonesia.

Potensi Teknologi dalam Mendukung Kemandirian Pangan dan Energi

Teknologi merupakan kunci utama dalam meningkatkan kemandirian riset di sektor pangan dan energi. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan adalah smart farming atau pertanian cerdas. Konsep ini menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor pertanian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun