Mohon tunggu...
Rosyid Bimo
Rosyid Bimo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Kecerdasan Emosi untuk Meningkatkan Sikap Sosial Siswa Sekolah Dasar

4 Desember 2024   18:14 Diperbarui: 4 Desember 2024   18:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan emosional merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh individu dan dapat berkembang apabila dilakukan beberapa kali latihan secara terus menerus. Kecerdasan ini akan memberikan motivasi bagi individu agar dapat membuat orang lain terpengaruh dengan perilakunya. Kecerdasan emosional memberikan kontribusi yang cukup besar dalam membina moral siswa, karena individu yang memiliki kecerdasan emosional akan sangat peka terhadap lingkungan sekitar dan dapat menyelesaikan masalah dengan tenang. Ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang dihasilkan manusia yang dikaitkan dengan perasaan, emosi, pikiran, intuisi, imajinasi, dan keinginan pribadi. 

Perasaan yang dikenal sebagai emosi memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku. Emosi sering kali merupakan respons seseorang terhadap peristiwa internal dan eksternal. Emosi terkait dengan berbagai pikiran dan perubahan fisiologis. Mengenali emosi orang lain berarti mampu memahami keinginan dan sentimen mereka agar mereka merasa gembira dan memahami perasaan mereka. Memahami kebutuhan, keinginan, dan perasaan orang lain adalah inti dari empati. Kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dikenal sebagai empati. Anak-anak yang sangat berempati cenderung tidak melakukan kekerasan dan lebih cenderung bertindak prososial, seperti membantu orang lain, berbagi, dan mampu menjalin ikatan yang kuat dengan teman-teman, pasangan hidup, dan anak-anak mereka sendiri.

Bentuk keterampilan dalam membangkitkan respons yang diinginkan pada orang lain. Menangani emosi dengan baik saat bersosialisasi dengan orang lain dan membaca situasi serta jaringan sosial dengan cermat, berinteraksi dengan lancar menggunakan keterampilan. Keterampilan ini memengaruhi dan memimpin, berunding, dan menyelesaikan perselisihan serta bekerja dalam tim. Orang yang bertanggung jawab secara sosial peka terhadap orang lain, mampu menoleransi orang lain, dan mampu menggunakan keterampilan mereka untuk kepentingan orang lain, bukan hanya diri sendiri. Orang yang kurang memiliki tanggung jawab sosial akan bertindak tidak rasional, memanfaatkan orang lain, dan menunjukkan pandangan antisosial. Orang yang unggul dalam keterampilan interpersonal ini akan berhasil dalam bidang pekerjaan apa pun. Orang yang dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain akan berhasil dalam situasi sosial. Tanda-tanda positif dari kemampuan siswa untuk menjalin hubungan dengan orang lain meliputi bersikap ramah, penuh perhatian, sopan, dan disukai oleh orang lain.

Faktor pendukung dalam pengembangan kecerdasan emosional untuk siswa biasanya dapat terjadi di lingkungan-lingkungan, yaitu:

1. Lingkungan Keluarga 

Emosi pertama kali dipelajari dalam lingkungan keluarga. Pembelajaran emosi dimulai sejak dini dan berlangsung sepanjang hidup seseorang. Keluarga adalah kelompok orang pertama yang diperhatikan anak-anak untuk belajar cara berinteraksi dan mengekspresikan perasaan mereka. Karena bayi sangat peka terhadap isyarat emosi terkecil sekalipun, kecerdasan emosi dapat diajarkan kepada mereka saat mereka masih bayi dengan menunjukkan contoh-contoh ekspresi.

2. Lingkungan Sosial

Diperlukan ketenangan tertentu untuk beradaptasi dengan tuntutan orang lain. Anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan bermain peran menunjukkan indikasi awal keterampilan pengaturan emosi. Empati ditimbulkan oleh permainan peran; misalnya, seorang anak dapat menghibur teman yang sedang menangis. Seorang anak muda dapat belajar memahami situasi orang lain melalui permainan peran dengan berpura-pura menjadi orang lain dan mengalami emosi yang menyertainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun