Kecerdasan emosional merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh individu dan dapat berkembang apabila dilakukan beberapa kali latihan secara terus menerus. Kecerdasan ini akan memberikan motivasi bagi individu agar dapat membuat orang lain terpengaruh dengan perilakunya. Kecerdasan emosional memberikan kontribusi yang cukup besar dalam membina moral siswa, karena individu yang memiliki kecerdasan emosional akan sangat peka terhadap lingkungan sekitar dan dapat menyelesaikan masalah dengan tenang. Ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang dihasilkan manusia yang dikaitkan dengan perasaan, emosi, pikiran, intuisi, imajinasi, dan keinginan pribadi.Â
Perasaan yang dikenal sebagai emosi memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku. Emosi sering kali merupakan respons seseorang terhadap peristiwa internal dan eksternal. Emosi terkait dengan berbagai pikiran dan perubahan fisiologis. Mengenali emosi orang lain berarti mampu memahami keinginan dan sentimen mereka agar mereka merasa gembira dan memahami perasaan mereka. Memahami kebutuhan, keinginan, dan perasaan orang lain adalah inti dari empati. Kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dikenal sebagai empati. Anak-anak yang sangat berempati cenderung tidak melakukan kekerasan dan lebih cenderung bertindak prososial, seperti membantu orang lain, berbagi, dan mampu menjalin ikatan yang kuat dengan teman-teman, pasangan hidup, dan anak-anak mereka sendiri.
Bentuk keterampilan dalam membangkitkan respons yang diinginkan pada orang lain. Menangani emosi dengan baik saat bersosialisasi dengan orang lain dan membaca situasi serta jaringan sosial dengan cermat, berinteraksi dengan lancar menggunakan keterampilan. Keterampilan ini memengaruhi dan memimpin, berunding, dan menyelesaikan perselisihan serta bekerja dalam tim. Orang yang bertanggung jawab secara sosial peka terhadap orang lain, mampu menoleransi orang lain, dan mampu menggunakan keterampilan mereka untuk kepentingan orang lain, bukan hanya diri sendiri. Orang yang kurang memiliki tanggung jawab sosial akan bertindak tidak rasional, memanfaatkan orang lain, dan menunjukkan pandangan antisosial. Orang yang unggul dalam keterampilan interpersonal ini akan berhasil dalam bidang pekerjaan apa pun. Orang yang dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain akan berhasil dalam situasi sosial. Tanda-tanda positif dari kemampuan siswa untuk menjalin hubungan dengan orang lain meliputi bersikap ramah, penuh perhatian, sopan, dan disukai oleh orang lain.
Faktor pendukung dalam pengembangan kecerdasan emosional untuk siswa biasanya dapat terjadi di lingkungan-lingkungan, yaitu:
1. Lingkungan KeluargaÂ
Emosi pertama kali dipelajari dalam lingkungan keluarga. Pembelajaran emosi dimulai sejak dini dan berlangsung sepanjang hidup seseorang. Keluarga adalah kelompok orang pertama yang diperhatikan anak-anak untuk belajar cara berinteraksi dan mengekspresikan perasaan mereka. Karena bayi sangat peka terhadap isyarat emosi terkecil sekalipun, kecerdasan emosi dapat diajarkan kepada mereka saat mereka masih bayi dengan menunjukkan contoh-contoh ekspresi.
2. Lingkungan Sosial
Diperlukan ketenangan tertentu untuk beradaptasi dengan tuntutan orang lain. Anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan bermain peran menunjukkan indikasi awal keterampilan pengaturan emosi. Empati ditimbulkan oleh permainan peran; misalnya, seorang anak dapat menghibur teman yang sedang menangis. Seorang anak muda dapat belajar memahami situasi orang lain melalui permainan peran dengan berpura-pura menjadi orang lain dan mengalami emosi yang menyertainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H