Mohon tunggu...
Rosyid Bimo
Rosyid Bimo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pola Asuh pada Pertumbuhan dan Perkembangan Karakter Sosial Anak

14 Februari 2024   21:33 Diperbarui: 14 Februari 2024   21:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa anak-anak adalah masa rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan khususnya dalam pembentukan karakter anak. Pada masa ini anak cenderung memiliki sifat imitasi atau meniru, meniru kelakuan orang-orang sekitarnya, baik itu meniru dari kelakuan orang tua, kakaknya, bahkan maupun teman terdekatnya. Pembentukan karakter anak yang paling dekat dan paling cepat ditiru adalah di lingungan keluarga, anak akan belajar dari apa yang dilakukan dan dikerjakan maupun perilaku orang tuanya, hal ini akan membekas dalam pikiran anak. Mulai dari hal yang positif hingga negatif, mereka cenderung untuk melakukan apa yang telah indranya rasakan.

Peran orang tua sangat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter dan kepribadian anak, pola asuh dan pendidikan di dalam keluarga menjadi pendidikan dan pelajaran pertama bagi anak sehingga pembentukan kepribadian dan karakter anak akan sangat cepat teradopsi. Terkadang anak tidak mendapatkan perhatian dari orang tua atau terjadinya pembiaran, sehingga anak bersifat liar dan tidak terarah bahkan cenderung bersikap negatif.

Kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, baik dari integrasi karakteristik dari struktur-struktur pola tingkah laku, minat pendirian kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang, dan segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Pola asuh orang tua menurut Baumrind dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu :

1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung memaksa dan harus dituruti, serta juga cenderung membatasi perilaku kasih sayang, sentuhan, dan kelekatan emosi orang tua pada anak, sehingga antara orang tua dan anak seakan memiliki dinding pembatas yang memisahkan antara orang tua dengan anak.

2. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang mencerminkan memberikan kebebasan kepada anak dalam hal yang bersifat positif. Maka dalam hal ini juga bisa diartikan mengasuh anak harus seimbang yaitu tidak boleh membiarkan dan memberi kebebasan sebebas-bebasnya dan juga jangan terlalu menguasai anak, tetapi mengasuh harus bersikap membimbing ke arah perkembangan anak

3. Pola Asuh Pemirsif
Pola asuh permisif yang cenderung memberi kebebasan terhadap anak untuk berbuat apa saja, sangat tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak. Kemanapun anak tetap memerlukan arahan dari orang tua untuk mengenal mana yang baik dan mana yang salah dengan memberi kebebasan yang berlebihan apalagi terkesan membiarkan, akan membuat anak bingung dan berpotensi salah arah

4. Pola Asuh Penelantar
Pola asuh tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya sehingga pada umumnya tidak mau memberikan perhatian fisik dan psikis pada anak-anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun