Mohon tunggu...
Rosyid Amrulloh
Rosyid Amrulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Pemerhati pertanian, lingkungan dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alternatif Solusi Atasi Kemacetan Puncak Bogor

18 September 2024   11:00 Diperbarui: 18 September 2024   11:02 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengatasi kemacetan di kawasan Puncak, Bogor, terutama saat musim liburan, memerlukan solusi yang berkelanjutan dan komprehensif. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:

1. Pengembangan Transportasi Publik

Meningkatkan transportasi publik ke kawasan Puncak adalah solusi jangka panjang. Penyediaan bus pariwisata, shuttle bus, dan angkutan umum yang nyaman dan tepat waktu dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Pembangunan jalur kereta api ringan atau kereta gantung (cable car) juga bisa menjadi opsi menarik untuk meminimalkan jumlah kendaraan di jalan.

2. Pembangunan Jalan Alternatif

Pembangunan jalan alternatif atau pelebaran jalan di beberapa titik yang rawan macet bisa membantu mengurangi beban jalur utama. Jalan tembus dari Puncak ke Cipanas, Sukabumi, atau Cianjur yang lebih efisien bisa menjadi alternatif bagi pengendara yang ingin menghindari kemacetan di jalur utama.

3. Pengaturan Waktu Kunjungan

Pemerintah daerah dapat memberlakukan sistem pengaturan waktu kunjungan, di mana kendaraan wisatawan hanya diizinkan masuk pada jam-jam tertentu. Hal ini bisa dilakukan melalui pembatasan jumlah kendaraan yang memasuki kawasan Puncak dengan menggunakan sistem aplikasi atau reservasi online.

4. Park and Ride

Membangun area parkir besar di sekitar pintu masuk kawasan Puncak, di mana pengunjung dapat memarkir kendaraan mereka dan melanjutkan perjalanan dengan shuttle bus ke area wisata. Ini dapat mengurangi jumlah kendaraan yang memasuki area Puncak dan membantu mengurangi kemacetan.

5. Penerapan Pajak Kemacetan (Congestion Pricing)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun