Mohon tunggu...
Rosyidah Nur Halimah
Rosyidah Nur Halimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret. Suka baca buku dan nulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Surat Terima Kasih buat Ibuk dan Bapak di Rumah

6 Oktober 2023   20:28 Diperbarui: 6 Oktober 2023   23:58 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Penulis: Rosyidah Nur Halimah & Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum

Assalamu'alaikum Pak, Buk, semoga kalian selalu baik-baik saja di rumah. Alhamdulillah anak bungsumu ini dalam keadaan baik di perantauan yang jauh, meski terkadang tak bisa membendung rasa rindu dan rasa ingin bertemu. Namun kalian telah memberiku misi dan tanggungjawab untuk menuntaskan kuliah dengan sebaik mungkin hingga akhir, maka aku janji tidak akan banyak mengeluh atau memberi ruang bagi alasan-alasan tak berguna yang bisa membuatku menyerah.

Terimakasih Pak, Buk, karena kalian sudah mengantarku sampai sejauh ini. Kalian telah membawaku pada fase yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Dulu, aku hanyalah sesosok anak kecil yang tak tahu apapun soal dunia, selalu berlari dalam dekapan Ibuk dan bersembunyi di balik punggung tegap Bapak. Namun kalian mengajarkanku untuk keluar dari kenyamanan dan memberanikan diri mencoba hal-hal baru.

Jujur saja, awalnya aku takut, bahkan sekarang aku masih takut Pak, Buk. Dunia tak sesederhana kelihatannya dan tak semudah bayanganku. Seringkali rasanya aku ingin pulang dan kembali menjadi sesosok anak manja, berlari ke dalam hangatnya dekapan Ibuk dan bersembunyi di balik punggung tegap Bapak yang selalu terlihat kuat dan memberiku rasa aman.

Terkadang, aku ingin kembali menjadi sesosok anak manja, yang diperhatikan dan disayang, tak perlu resah memikirkan berbagai masalah. Namun kedewasaan menuntutku tak bisa selalu mengandalkan kalian, benar?

Aku juga teringat perjuangan kalian untukku selama ini. Mulai dari melahirkanku, membesarkanku, mendukungku, membiayai sekolahku hingga aku bisa kuliah, dan yang paling besar, mencintaiku. Aku malu karena sering mengeluh. Padahal masalahku jika dibandingkan dengan apa yang telah kalian lalui demi diriku sungguh tak ada apa-apanya. Rintangan yang kulalui juga tak sebesar badai yang kalian lewati untuk mengantarkanku sampai sejauh ini.

Maafkan anakmu ini Pak, Buk, karena belum bisa menjadi anak yang kalian harapkan. Tapi aku berjanji akan berusaha keras membahagiakan kalian. Aku juga ingin mengucapkan terimakasih atas segalanya. Aku tahu bahwa terimakasih tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan betapa luar biasanya apa yang telah kalian beri untukku. Namun akan tetap kuucapkan terimakasih, sebab melalui kata sederhana ini, aku ingin kalian tahu jika anak kalian sangat menghargai perjuangan dan usaha kalian.

Jutaan terimakasih untuk Ibuk dan Bapak tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun