Mohon tunggu...
Rosyida Ayuningtyas
Rosyida Ayuningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desain Masjid Unik yang Memanfaatkan Potensi Tapak

4 Februari 2021   14:00 Diperbarui: 4 Februari 2021   14:02 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perspektif 3D desain Masjid Al-Fattah (Dokpri)

Semarang (4/2) – Mengacu pada program kerja Kuliah Kerja Nyata Tim 1 Universitas Diponegoro 2020/2021 yang berbasis SDGs, seorang mahasiswi Teknik Arsitektur Undip membuat sebuah usulan desain masjid lingkungan yang memanfaatkan potensi alam di sekitar tapak. SDGs sendiri adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Latar belakang pembuatan masjid lingkungan ini dikarenakan keluhan warga sekitar Forest Hill, BSB Semarang yang kesulitan untuk menunaikan ibadah solat lima waktu. Jarak paling dekat menuju masjid di sekitar perumahan kurang lebih 2 km, namun masjid tersebut hanya boleh digunakan olah warga tertentu saja. Dengan banyaknya kendala terutama ketika pandemi Covid-19 ini, banyak warga muslim yang akhirnya hanya bisa melaksanakan solat lima waktu di rumah.

Gagasan masjid ini sebenarnya sudah diajukan oleh warga muslim di Forest Hill, namun karena satu dan lain hal pembangunan masjid lingkungan ini harus ditunda. Dengan bantuan ketua RT setempat, mahasiswi Undip ini membuat usulan ide rancangan masjid lingkungan yang cocok dan unik bagi jamaah muslim di Forest Hill dan sekitarnya.

Ide desain masjid ini menggunakan atap struktur folding yang dapat meminimalisir adanya kolom di tengah ruangan sehingga ruang solat menjadi lebih luas. Bukaan pada ke-empat sisi bangunan memaksimalkan sinar matahari untuk masuk dan mengisi seluruh sudut ruangan. Selain itu, bukaan tadi juga dapat melancarkan pertukaran udara di dalam ruangan sehingga mengurangi panas yang diakibatkan aktivitas manusia di dalam masjid.

Dengan daya tampung 1,5x lebih banyak dari jumlah warga muslim di Forest Hill, diharapkan masjid ini dapat menjadi rumah ibadah bagi warga non BSB juga. Sehingga masjid ini menjadi inklusif bagi banyak orang. Usulan ide desain masjid lingkungan ini rencananya akan dilampirkan kepada pihak developer untuk selanjutnya dikembangkan lagi.

Penulis : Rosyida Ayuningtyas (Arsitektur – Fakultas Teknik)

DPL : Lintang Dian Saraswati, SKM, M.Epid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun