Mohon tunggu...
Rosya Megawati
Rosya Megawati Mohon Tunggu... -

Salah satu alumni di Universitas Sunan Giri Surabaya lulus angkatan 2013 di fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam, salah satu kader PMII di Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kejujuran Politik di Bulan Ramadhan

26 Juni 2014   17:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sidoarjo, 26 Juni 2014

Tahun 2014 menjadi tahun yang sangat penting bagi masa depan bangsa Indonesia. Tahun yang bisa dikatakan sebagai tahun politik serta menjadi kontestasi demokrasi bagi bangsa ini. Wajah masa depan bangsa Indonesia akan terlihat melalui cerminan pelaksanaan  suksesi kepemimpinan 2014, yakni pada tanggal 9 April 2014 yang sudah terlaksana untuk memilih calon wakil rakyat (calon legislatif) periode 2014/2019. Berkaca pada pelaksanaan pileg pada tanggal 9 April 2014 beberapa bulan yang lalu ternyata masih sangat jauh dengan esensi demokrasi pancasila sebagai pijakan dasar hidup berbangsa dan bernegara di bumi Indonesia. Hal tersebut sepatutnya harus ditelaah serta dikoreksi bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia sebagai peserta pemilu 2014 untuk menentukan wajah bangsa Indonesia yang tidak hanya 5 tahun mendatang, tetapi  menentukan perjalanan bangsa ini hingga tahun-tahun berikutnya. Seyogyanya, pemilu kali ini menjadi tolak ukur atau barometer penyelenggaraan untuk pemilu di tahun selanjutnya. Artinya, pemilu 2014 menjadi percontohan untuk pelaksanaan kontestasi politik serta demokrasi bagi bangsa Indonesia, sehingga pelaksanaannya harus sesuai dengan regulasi maupun konstitusi yang ada.

Masyarakat harus cerdas sebagai konstituen pemilu 2014 agar mampu bersikap selektif dan bijak untuk memilih calon wakilnya serta pemimpinnya yang betul-betul komitmen memperjuangkan aspirasi serta hak mereka sebagai rakyat Indonesia sesuai dengan UUD 1945. Acapkali, masyarakat sangat apatis terhadap manuver-manuver politik yang dimainkan oleh si punya kepentingan politik, sehingg mengakibatkan masyarakat mudah hanyut dengan suguhan  praktik-praktik politik-pragmatis-materialistik. Dengan demikian, momentum pileg bulan kemarin harus menjadi pelajaran yang berharga serta refleksi diri untuk membangkitkan kembali kesadaran serta kepedulian kritis di tengah-tengah masyarakat demi terwujudnya masa depan bangsa Indonesia yang sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia dalam pelaksanaan pilpres 2014 pada tanggal 9 juli 2014 mendatang.

Momen pelaksanaan pilpres tanggal 9 Juli 2014 kali ini sungguh istimewa karena bertepatan dengan momentum bulan nan fitri, yakni bulan Ramadhan 2014. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat suci serta penuh dengan keberkahan yang diturunkan oleh Alloh swt., untuk umatnya yang bertaqwa kepada-Nya. Bulan yang penuh dengan ampunan, kelimpahan pahala, serta menjadi media pembelajaran bagi umat manusia dalam rangka membekali diri dengan nilai-nilai keimanan, keislaman, keihsanan melalui mawas diri secara paripurna.

Bulan Ramadhan bukanlah bulan atau momentum yang tepat untuk dijadikan ajang kontestasi kepentingan politik belaka atau kepentingan salah satu parpol untuk merampok suara masyarakat. Artinya, bulan Ramadhan janganlah dijadikan sebagai idiom agama yang mudah dilekatkan di tiap-tiap pelaksanaan manuver politik untuk membius kesadaran atau kemauan masyarakat agar memilih salah satu kandidat menuju kursi 1 RI. Agama serta syariat di dalamnya tidaklah tepat jika hanya dijadikan sebuah idiom legalitas atau sakralisasi praktik politik-pragmatis-materialistik oleh kaum oportunis.

Bulan Ramadhan seharusnya digunakan untuk mengevaluasi diri atau membersihkan jiwa dari prilaku-prilaku anomali atau bertentangan dengan aturan-aturan agama maupun hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Bulan Ramadhan merupakan momen yang sangat tepat untuk mereaktualisasikan sikap dan prilaku kejujuran dalam berpolitik maupun menjalani kehidupan di seluruh dimensi hidup berbangsa dan bernegara. Kejujuran politik ini sangat perlu bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia, khususnya praktisis partai politik untuk lebih komprehensif dalam memaknai serta mengaplikasikan nilai-nilai esensi politik yang tidak hanya pragmatisasi politik tingkat rendah seperti ajang perebutan kekuasaan atau jabatan belaka, tetapi mampu menerapkan praktik-praktik politik tingkat tinggi, yakni politik kebangsaan, kerakyatan, serta berbudaya nan arif dan bermartabat.

Kejujuran politik merupakan salah satu implementasi dari penerapan demokrasi pancasila yang bermartabat atau pendewasaan dalam berpolitik di tengah-tengah krisis multidimensional hidup berbangsa dan bernegara. Hal ini seharusnya menjadi prioritas utama bagi masyarakat Indonesia, bagi sebagai konstituen maupun sebagai calon presiden dan wakil presiden 2014/2019. Sudah 64 tahun bangsa ini menyatakan diri akan kemerdekaannya secara dejurenya, tetapi secara defacto masih terjajah oleh bangsanya sendiri melalui kontaminasi pikiran masyarakat Indonesia yang kurang cerdas dan peduli akan ansib bangsa Indonesia selanjutnya.

Kejujuran politik menjadi sikap kedewasaan yang arif oleh pemilik kepentingan politik untuk selalu bersikap sportif dalam mengikuti kontestasi demokrasi 2014 RI, sehingga tidak ada lagi praktik-praktik kampanye hitam atau kampanye yang saling menjatuhkan antar lawan, karena sejatinya kita adalah saudara yang dipersatukan oleh Alloh swt., dengan ikatan tali NKRI, semangat Bhinneka Tungga Ika, berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

Janganlah momen suci di bulan Ramadhan kali ini dinodai dengan praktik-praktik politik yang kotor, tetapi kita sebagai warga negara Indonesia sepatutnya membelajari diri untuk bersikap jujur serta jujur dalam berpolitik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun