Mohon tunggu...
Roswitha Ndraha
Roswitha Ndraha Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang suka menulis. Ibu dua putra.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pelacur Profesional, tapi Tidak Binal (Resensi)

8 Mei 2011   07:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelacur Profesional, Tapi Tidak Binal ** Roswitha Ndraha **

Saya sedang membaca buku “Eleven Minutes” karya Paulo Coelho. Dikisahkan seorang remaja bernama Maria, tinggal di sebuah dusun di negara Brazil. Seperti umumnya remaja masa kini, bagi Maria pacaran di usia 14-an itu biasa. Dia kehilangan keperawanannyadengan pria sepermainan. Setelah itu dia berkali-kali berkencan dengan banyak pria dan melakukan seks bebas. Dia belajar apa itu orgasme, masturbasi, dan senang sekali menemukan hal-hal menyenangkan yang bisa dilakukan dengan tubuhnya.

Keluarga Maria tidak berpendidikan tinggi. Ayahnya salesman keliling dan ibunya hanya tukang jahit.Setamat SMA Maria bekerja di toko kain. Dia cantik dan molek sehingga sang empunya toko jatuh hati padanya. Tetapi Maria punya cita-cita lain. Dia mengumpulkan uang sehingga suatu ketika di usia ke-22, Maria mendapat kesempatan cuti ke Rio de Janeiro.

Di Rio secara kebetulan Maria bertemu seorang pria asal Swiss yang menjadi turis yang berjanji menjadikan dia aktris terkenal di Swiss. Namun janji itu kosong belaka. Kenyataannya, Maria bekerja di bar milik pria itu sebagai penari Samba. Dia tidak diizinkan keluar penginapan, tidak diperbolehkan menerima telepon. Maria, yang berharap menemukan suasana hidup dan meriah di klub itu, dalam waktu singkat menjadi bosan. Lambat laun dia menjadi pasrah pada kesepian, kesedihan, dan kebosanan yang melandanya.

Berbeda dengan penari samba lainnya, Maria memutuskan hal-hal penting dalam hidupnya. Dia harus bisa mengekspresikan dirinya. Berhubung teman-temannya mencari hal yang sama dengan dia, Maria mengatakan pada dirinya sendiri, dia harus tampil berbeda.

Setelah memutuskan dua hal penting itu, dia mengambil langkah. Paginya dia mengikuti kursus bahasa Perancis sebagai salah satu cara mengekspresikan diri. Maria bertemu berbagai orang, dari brbagai daerah, usia, dan kepercayaan. Pada siang hari, untuk mempraktekkan bahasa negeri itu, Maria memberanikan diri jalan-jalan seputar kota.

Setelah tiga bulan, Maria jatuh cinta pada laki-laki Arab di tempat kursusnya. Mereka jalan-jalan di malam hari. Maria membayar jalan-jalan itu paginya. Begitu dia membuka pintu, dia langsung dipecat karena memberi contoh buruk pada karyawan lainnya.

Maria bukan orang bodoh. Dia mengancam majikannya untuk membayar kompensasi pemecatan atau dia membawa pengacara. Majikannya menyerah. Dia mendapat lima ribu frank. Dengan uang itu Maria membayar pondokan dan berusaha mencari pekerjaan. Tidak mudah. Tetapi Maria tidak ingin berpangku tangan. Sambil menunggu panggilan kerja, dia menghabiskan waktunya untuk membaca. Maria bersahabat baik dengan wanita penjaga perpustakaan kota. Dia membaca banyak buku dan menulis perasaannya dalam jurnalnya.

Setelah bertemu orang Arab yang membayar seribu frank untuk tubuhnya, Maria memutuskan bekerja di Rue de Berne, sebuah tempat pelacuran kelas atas bernama Copacabana. Kau mesti memakai celana dalam dan bra hitam, serta kaus kaki hitam. Ini adalah tempat terhormat. Ajak tamu berdansa. Jangan biarkan dia memilihkan minuman untukmu, jangan minuman keras. Dalam tempo 45 menit harus kau membawa tamu-mu ke hotel bintang lima dekat sini. Naik taksi supaya wajahmu tidak kelihatan orang lain. Minta uang dibayar di muka. Tarifmu 350 frank, 50 frank untukku. Dalam semalam kamu bisa melayani tiga tamu pria. Keputusan itu dibuat Maria dengan sadar. Walaupun bekerja sebagai pelacur, Maria tidak ingin sama dengan orang lain.

Sahabatnya seprofesi, Nyai yang asal Filipina mengatakan kepadanya, sebenarnya kan hanya 45 menit, dan kalau kau menghitung waktu yang dibutuhkan untuk membuka pakaian, menunjukkan sikap pura-pura manis atau sayang, mengobrol sedikit tentang hal-hal yang tidak penting, lalu berpakaian kembali … waktu yang dihabiskan untuk berhubungan intim sebenarnya hanya sekitar sebelas menit.

Maria tahu bahwa dia melayani banyak pria. Tidak semua pria membutuhkan seks darinya. Sebagian lain hanya ingin santai, ngobrol, dan sekedar melepaskan ketegangan. Karena itu, Maria memutuskan, aku harus mengerti jalan pikiran pria, bisa menjadi teman ngobrol sepadan. Untuk itu, kata Maria, aku harus memahami bisnis, tahu manajemen, trampil bicara soal anak, politik, dan sebagainya. Kalau malam Maria bekerja, siangnya dia nongkrong di perpustakaan untuk membaca. Dia mendengarkan berita TV.

Waktu setahun sudah hampir berakhir. Mariabersiap kembali ke Brazil. Dia ingin membeli ladang pertanian dan menjadi petani sampai akhir hidupnya. Karena tidak punya pengalaman bertani, Maria membeli buku-buku tentang pertanian, mempelajarinya. Maria ingin hidupnya berarti nantinya.

Kehidupan Maria sudah lebih dari mapan ketika dia bertemu pelukis yang akhirnya mengubah seluruh kehidupannya. Tidak disebutkan apakah dia dan pelukisnya menikah nantinya, tinggal di Swiss atau Brazil. Rasanya itu tidak penting.

Saya mendapat banyak pelajaran dari buku ini. Yang terpenting adalah apapun pilihan pekerjaan yang kita lakukan, kerjakan itu dengan penuh kesungguhan. Jangan mau sama dengan orang lain. Usahakan punya nilai lebih, karena kalau kita biasa-biasa saja, tidak ada yang melirik.

Pekerjaan Maria sang tokoh dalam buku ini  tentu tidak saya rekomendasikan, semua kita tahu ini menyalahi moral dan agama. Hanya saja,   jika Maria tokoh buku ini  bisa mengerjakan pekerjaannya dengan sungguh dan profesional, mengapa kita tidak bisa melakukan dengan cara yang lebih baik dan profesional?

Semoga bermanfaat (*)

Roswitha

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun