Â
Pada tahun 2021, saya datang ke Jakarta pertama kalinya sekaligus menjadi kesempatan bagi saya merasakan naik KAI Commuter untuk pertama kalinya juga. Awalnya tujuan kesana karena perjalanan dinas bersama pimpinan saya. Waktu itu saya masih kerja di Intansi Pemerintah, tepatnya di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara sebagai staf tenaga pendukung pada pemilihan bupati dan wakil bupati Nias Selatan Tahun 2020. Tujuan utama datang ke Jakarta sebenarnya yakni menghadapi sidang sengketa Pilkada tahun 2020 di MK. Saya sebagai staf sekretariat di subbagian hukum ditugaskan ikut perjalanan dinas, guna membantu memfasilitasi komisioner dibagian administrasi dalam rangka menghadapi sidang sengketa pilkada Nias Selatan tahun 2020 di MK.
Ketika ada waktu luang pada hari minggu, saya manfaatkan pergi naik kereta api sendirian. Maklum saya jauh dari kota besar dan tinggal didaerah pelosok yang masih tergolong wilayah 3T diprovinsi Sumatera Utara. selama ini saya melihat kereta api melalui Televisi dan sosial media semata. Tetapi kesempatan perjalanan dinas ini menjadikan momen kepada saya untuk menaiki kereta api. Biaya yang saya gunakan untuk naik kereta api ini biaya pribadi ya bukan uang negara.
Pada hari sabtu sebelum tidur malam, dengan bantuan mbah google saya mencari stasiun terdekat dengan hotel saya menginap. Berdasarkan penelusuran di google, stasiun Jakarta Kotalah yang dekat. Selain itu, saya juga melihat jadwal keberangkatan kereta. Besok paginya saya langsung memesan kendaraan melalui aplikasi online menuju stasiun. Akhirnya saya sampai di stasiun Jakarta Kota Pukul 06.00 pagi dan langsung mendatangi petugas yang ada disana dan berkata:
Mas, selamat pagi, apa bisa minta bantu. Soalnya saya baru pertama kali naik kereta api? Kata saya.
Dengan ramah petugasnya menjawab, "mbak sudah membeli tiket?
Masih belum mas. Jawab saya.
Yaudah mbak punya aplikasi gojek? Kata masnya.
Punya mas. Jawab saya.
Baik sini mbak, saya bantuin untuk memesan tiket di go transit yang ada diaplikasi gojek. Tujuan mbak mau kemana, dan jam berapa? Kata masnya.
Saya menuju stasiun Bogor mas, dan saya memilih jam berangkat pukul 06.42. jawab saya.
Dengan santun dan penuh keramahan masnya menuntun saya memesan tiket secara online.
Ok mbak, silahkan buka aplikasi gojek lalu klik go transit. Setelah itu pilih stasiun saat ini dan stasiun tujuan mbak. Terus pilih juga jam keberangkatan. Jangan lupa juga isi data diri. Setelah itu lakukan pembayaran. Kata masnya
Setelah saya isi semua, saya kaget pada pembayarannya. Dengan cepat saya tanya langsung kepada mas petugas.
Mas, benar ini harga tiketnya. Hanya Rp. 3000? Tanya saya.
Karena dalam pikiran saya selama ini, harga tiket naik kereta itu mahal. Ternyata tidak.
Iya mbak. Benar. Memang naik KAI Commuter harganya murah mbak. Selain itu, mbak cepat sampainya. Waktu yang ditempuh dari stasiun jakarta kota ke stasiun bogor kurang lebih 1 jam mbak. Lebih cepat daripada ketika mbak pesan kendaraan online dan biayanya juga mahal. Makanya KAI Commuter ini menjadi kendaraan andalan semua kalangan. "Kata masnya".
Iya ya mas. Terimakasih ya atas bantuan dan informasi. Jawab saya.
Sama-sama mbak. Semoga perjalanannya menyenangkan.
Baik mas. Jawab saya.
Kemudian saya pergi meninggalkan petugasnya, menuju ruang tunggu keberangkatan kereta. Kisaran 20 menit sebelum keberangkatan kereta, saya sempatkan membeli makanan ringan dan minum yang dijual distasiun sebagai cemilan diperjalanan. Maklum dari hotel saya belum sarapan, karena terlalu semangat naik kereta. Jadi siapkan ganjal perut dulu.
Setelah itu saya menuju ruang tunggu keberangkatan sesuai yang tertera ditiket. Tidak lama sesudah itu terdengarlah pengumuman dispeaker "sesaat lagi kereta api yang dari stasiun Jakarta Kota menuju stasiun bogor segera diberangkatkan, dengan pemberhentian distasiun bla-bla-bla.....kalau saya hitung berdasarkan yang saya catat selama perjananan ada 25 stasiun pemberhentian.
Saya memiliki kebiasaan jikalau bepergian selalu membawa buku kecil dan pulpen, guna mencatat hal-hal yang penting bagi saya. Jadi selama perjalanan, saya selalu menuliskan stasiun-stasiun yang dilewati oleh kereta yang saya naiki sebelum tiba di stasiun tujuan saya.
Beberapa saat kemudian setelah pengumuman itu. Bunyi Tut..tut...tut mulai terdengar. Sampailah didepan mata saya ular besi yang sangat panjang.  Dengan penuh keberanian saya pun menaiki gerbong penumpang. Dan duduk  dikursi. Awalnya penumpang masih belum banyak, hanya ada beberapa ibu-ibu yang lagi sibuk dengan gawai mereka.
Saya pun duduk dengan tenang. Tapi pikiran saya sibuk. Pikiran saya campur aduk. Ada bahagia sekaligus ada rasa takutnya. Bahagianya, karena penasaran saya naik kereta terjawab. Takutnya, karena baru pertama kali naik kereta apalagi sendirian, jadi masih ada perasaan was-was, takut kesasar dan tidak aman.
Pada pemberhentian distasiun Gondangdia, gerbong penumpang yang ada saya menjadi penuh. Bahkan ada yang berdiri sambil memegang gantungan untuk berpengangan karena kursi sudah penuh. Hati saya masih ada rasa takut. Takut diapa-apain dikereta, apalagi tidak ada orang yang saya kenal. Lagian saya pergi ini hanya modal keberanian menjawab rasa ingin tahu saya tentang kereta api. Ternyata hal itu dipatahkan oleh seorang nenek yang duduk disamping saya. Dari penilaian saya umurnya kurang lebih 60 tahun, tapi masih terlihat segar bugar. Mungkin beliau melihat saya agak gugup, maka sontak berkata dengan lembut:
Tujuannya mau kemana nak? Tanya nenek
Bogor nek. Jawab saya.
Kalau nenek kemana? Tanya saya.
Berhenti nanti di stasiun Pondok Cina. Saya mau kerumah anak saya. Balas nenek.
Dari tadi nenek perhatikan kamu agak sedikit gugup (sambil tersenyum). Tanya nenek.
Iya nek. Saya baru pertama kali naik kereta. Jadi agak sedikit takut. Balas saya.
Lalu, beliau mengambil gawainya dari dalam tas. Kemudian menampakin fotonya didepan kereta api yang beberapa puluh tahun lalu sama saya, dengan latar belakang penumpang yang sedang duduk diatap kereta api.
Ini fotonya agak buram, karena kamera zaman dulu. Nak, fasilitas kereta api pada zaman nenek, bisa dipastikan agar rawan terjadinya kejahatan. Jadi wajar kalau dulu, orang agak ragu naik kereta api. Tetapi untuk yang sekarang hal itu minim terjadi. Apalagi naik KAI Commuter ini terjamin keamanannya. Sejak tahun 2008 KAI Commuter ini diluncurkan, saya sudah menggunakannya sebagai kendaraan andalan jika hendak kemana-mana khususnya diwilayah jabodetabek ini bahkan sampai sekarang. Saya lebih suka naik KAI Commuter ini dibanding kendaraan lain. Apalagi sudah banyak perkembangan di KAI Commuter ini, sekarang berbasis teknologi semua. Contohnya saja pembelian tiket, bisa dilakukan secara online. Dan dari perkembangannya, KAI Commuter ini sangat aman, misalnya saja seperti gerbong yang ada kita ini saat ini. Ini khusus gerbong perempuan atau lebih dikenal layanan KKW ( Kereta Khusus Wanita) yang dapat digunakan oleh pengguna perempuan tanpa bersatu dan pengguna laki-laki. Kemudian juga disetiap stasiun sudah dilengkapi CCTV Analitik, sehingga dapat merekam wajah pengguna yang masuk dalam stasiun sebagai data base. Dan disetiap perjalanan KAI Commuter selalu ada petugas Pengamanannya. Selain itu juga fasilitas KAI Commuter juga dilengkapi AC, tempat duduk yang bagus dan membuat perjalanan tenang. Kata nenek.
Kok nenek bisa tahu semua? Tanya saya.
Almarhum suami saya dulu masinis di PT.KAI dan saya mempunyai seorang anak yang juga seorang masinis di PT. KAI ini. Jawab nenek.
Tak terasa kereta berhenti distasiun pondok cina. Dan akhirnya nenek itu pun turun dari kereta. Dia berdiri dengan bantuan tongkatnya. Lalu mengatakan sama saya:
Senang bertemu denganmu. Kata nenek. Sambil menepuk pundak saya.
Iya nek. Terimakasih juga berbagai informasinya. Balas saya.
Lalu beliau pun turun dari kereta.
Setelah itu kereta melaju lagi, dan saya semakin percaya diri dan merasakan keamanan dan kenyamanan yang ada dikereta. Hati dan pikiran sudah tidak ada rasa takut lagi. Â Didalam Kereta sangat seru, berbagai hal lucu pun saya lihat. Ada yang melamun, ada yang menerima panggilan telepon dengan loudspeaker aktif, ada yang lagi bercerita kepada temanya sambil tertawa, ada yang melamun dan seketika air mata jatuh tiba-tiba. Apalagi disetiap pemberhentian di stasiun ada yang turun dan ada yang naik. Ada juga yang menetap. Seperti perjalanan cinta saja. Hehehe
Kisaran 10 menit lagi sebelum sampai dipemberhentian stasiun Citayam. Seorang petugas pengamanan KRL (PAM WALKA) datang berdiri didepan saya dan berkata:
Mbak tadi duduk disamping penumpang nenek
Yang berhenti distasiun pondok cina? Tanyanya
Iya mas. ada apa ya? Balas saya
Maaf ya mbak, saya ambil dulu tas nenek ini yang tertinggal dibawah kursi. Soal nya barusan kami menerima telfon dari stasiun pemberhentian nenek tadi. Tasnya ketingggalan. Jawab Mas Petugas
Oh iya mas silahkan. Balas saya.
Oalahhhhh...mungkin karena asyik cerita tadi. Akhirnya sang nenek lupa tasnya. Hehehe
Tapi dalam hati saya, luar biasa pelayanan di KAI Commuter ini. Barang yang tinggal pun masih aman sehingga penumpang pun  merasa nyaman dan tidak perlu khawatir.
Akhirnya setelah 1 jam lebih saya sampai di stasiun Bogor. Diseberang stasiun sudah terlihat teman yang menjemput saya.
Perjalanan yang hanya lebih 1 jam itu, membuat saya merasakan layanan fasilitas KAI Commuter yang sangat luar biasa dan tidak takut pergi sendirian. Apalagi sepanjang perjalanan banyak hal seru, lucu, dan pastinya menambah ilmu pengetahuan. Semoga KAI Commuter ini semakin maju dan bisa dirasakan manfaatnya oleh semua orang.
Tetapi saran saya kepada KAI Commuter , agar disetiap stasiun disediakan tempat buku bacaan bagi penumpang yang sedang menunggu dan juga tempat buku bacaan disetiap gerbong penumpang. Membaca didalam kereta juga, saya rasa itu seru. Hal ini juga bisa meningkatkan literasi.
Begitulah Pengalaman anak dari kampung seperti saya, pertama kalinya merasakan layanan KAI Commuter ini. Terbukti Murah, Cepat, Aman dan Nyaman. Ingin rasanya naik KAI Commuter lagi.
Semoga....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H