Kecerdasan buatan / artificial intelligence (AI) tidak asing lagi di masa sekarang, kecerdasan buatan diperkenalkan pertama kali pada tahun 1956 dalam Konferensi Dartmouth. Kecerdasan buatan dikenal sebagai program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan mengambil keputusan, logika dan karakteristik kecerdasan lainnya. Jadi, tidak heran lagi banyak orang menggunakan kecerdasan buatan sebagai alat bantu yang sangat efisien baik itu dalam dunia kerja maupun dunia pendidikan.
Nah, di dunia pendidikan khususnya bagi peserta didik, AI sudah seperti sumber belajar bagi para peserta didik, terlebih bagi peserta didik yang melakukan pembelajaran dengan metode e-learning. Peserta didik sangat terbantu dengan adanya AI karena dapat memudahkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, menyelesaikan tugas, dan membantu peserta didik untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Tetapi di sisi lain, AI juga memiliki dampak negatif bagi para peserta didik. Dampak negatifnya berupa mengurangi pemikiran-pemikiran kritis dari peserta didik dan membuat peserta didik memiliki ketergantungan terhadap AI sehingga hal itu menyebabkan peserta didik memiliki mental yang instan terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam mengatasi masalah ini peran pendidik dan orang tua sangat penting untuk mengarahkan para peserta didik dalam menggunakan teknologi sesuai batasannya saja dan mengambil hal-hal positif yang bermanfaat bagi masa depan para peserta didik.
Dengan mengetahui kecerdasan buatan bagi peserta didik dan implikasinya bagi pendidikan, mari kita menggunakan teknologi sesuai dengan fungsi dan batasannya sehingga kita tidak terkena dampak buruk dari teknologi yang kita gunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H