Kalau mau manggil jangan pake "Mas" yah, panggil aja "Aa" kan lebih enak didenger, lagian Aa Reza kan bukan orang jawa, tapi orang sunda tulen lho... Eh iya, Anthie gimana kalau kita kenalan secara langsung aja, cause Aa Reza ingin banget kenal sama kamu, kan kalau engga kenal engga sayang dong... Kalau kamu ingin ngobrol langsung boleh kok. Â Aa kasih nomer telepon tetangga ya, dia temen dekat aku kok. Ini nomernya ya 089******** bilang aja mau ngomong ama Aa. Telepon ya soalnya Aa kangen...
"Aa Reza"
      Setelah membaca kertas itu, tanpa disadari wajah Anthie berseri-seri, senyumannya menghias bibir Anthie, tepatnya lagi cengar-cengir sendiri. Diam-diam Tilie dari tadi memperhatikannya dimulai dari Anthie menghampiri dinding itu hingga dia melihat Anthie membaca, seperti sebuah surat sampai kembali lagi ke kursinya.
      "Hey, ngapain sih dari tadi kamu cengar-cengir aja. Sakit ya... sakit jiwa maksudnya hehehe..." goda Tilie, matanya seolah sedang menyelidiki ada hal yang tidak beres pada temannya. Matanya berhenti pada sebuah kertas yang ada pada genggaman Anthie. "Enak aja..." sewot Anthie.
      "Itu kertas apa? Baca apa sih?" tanya Tilie kepo berusaha menyambar kertasnya, tapi keburu dihalau Anthie, dia menyembunyikan di belakang punggungnya. "Ada deh, eh... tunggu aja, bentar lagi kamu pasti kaget, aku mau kasih kejutan buat kalian" jawab Anthie sambil berlalu keluar dari kelasnya, meninggalkan sebuah teka-teki bagi Tilie. Tak lama teman-teman seganknya dateng menghampiri Tilie.
      "Eh, Lie kenapa si Anthie kayaknya seneng banget gitu?" tanya Silvi yang sempat berpapasan di pintu dengan Anthie. "Tau... aku juga bingung, katanya sih dia mau buat kejutan buat kita-kita" jawab Tilie. "Aneh, ga biasanya main rahasia-rahasian. Kayaknya kita perlu selidikin deh" usul Dita. "Oke deh..." jawab mereka serempak. Mereka adalah empat sekawan yang menamakan gank mereka adalah 'TILIVITA' penggabungan dari nama akhir mereka (Anthie, Tilie, Silvi dan Dita).
***
       Sepulang sekolah rasa penasaran Anthie mengenai sosok Aa Reza nya mendorong keberaniannya untuk menghubungi laki-laki pujaannya itu. Anthie berpikir ada suatu keanehan, dari surat yang dia baca tadi siang. 'Apa benar ya ini nomer tetangganya? Jangan-jangan tuh anak, anak tetangganya lagi. Telpon aja kali ya, daripada aku gak bisa tidur gara-gara penasaran' pikir Anthie dalam benaknya. Akhir dari percakapan mereka adalah menentukan tempat pertemuan untuk esok hari.
      Rasanya Anthie sudah tidak sabar menunggu esok hari. Bayangan diotaknya menampilkan sosok Aa Reza adalah sosok gebetannya selama ini. "Argh... Cha Eun Wo kuh..." gumam Anthie tersenyum sendiri. Memang sih di kelas XI yang menempati kelas Anthie ada sosok yang memang mirip dengan Cha Eun Wo artis korea idolanya itu. Namun, sayangnya Anthie karena masih anak baru, belum tau nama kakak kelasnya yang mirip artis idolanya itu. Ekspektasinya adalah Aa Reza nya itu adalah adalah gebetannya. Soalnya menurut Anthie dari gelagatnya seperti ada lampu hijau yang menandakan bahwa orang yang berkirim pesan dengannya adalah orang itu.
      Keesokan harinya Anthie datang ke sekolah lebih awal dari teman-temannya. Anthie segera berjalan menuju tempat yang telah dijanjikan. Tempat yang sepi, jauh dari keributan anak-anak kelas XI dan XII. Eits... tenang aja masih di dalam sekolah kok. Dimana lagi kalau bukan di kantinnya Mang Haris yang mendapat sebutan dari anak-anak kakak kelasnya "Kantin Remang-remang." Sebetulnya di sekolah Anthie ada dua kantin, nah salah satunya kantin Mang Haris yang posisinya di pojok jauh dari sinar matahari, makanya disebut kantin remang-remang. Walaupun begitu, kantin ini ketika waktu istirahat ramai pengunjung juga, tapi untuk beberapa anak yang suka ngutang tentunya hehehe... selain itu tempat ini menjadi tempat favorit anak-anak ketika mabal dari kelasnya.
      Perlahan Anthie memasuki kantin Mang Haris yang memang sepi dijam segitu, karena masih dijam terakhir pelajaran. "Neng, kata Aa Reza kalau mau apa-apa ambil aja, biar nanti A Reza yang bayarin, katanya sambil nunggu gitu" ucap Bi Haris melihat Anthie memasuki kantinnya. Kantin itu memang dikelola oleh sepang suami istri paruh baya, Mang Haris dan istrinya. "Engh... kata A Reza ya, Bi?" tanya Anthie memastikan yang diangguki Bi Haris.