MENGHADAPI KONTRAKTOR RUMAH YANG KURANG AMANAH
Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Terlebih ketika seseorang telah berkeluarga, rumah menjadi sebuah tuntutan yang wajib dimiliki. "Rumahku Surgaku" begitulah istilah yang diungkapkan beberapa orang.
Setiap keluarga memimpikan sebuah rumah yang dapat memberikan kehangatan, tempat kembali ketika lelah, dan penyejuk dalam segala kegundahan. Rumah impian yang selalu dirindukan, bahkan mimpi itu seperti kepingan puzzle yang mulai tersusun dari waktu ke waktu.
Setiap orang tentu memiliki ceritanya tersendiri untuk mendapatkan sebuah rumah. Ada yang bisa dengan mudah tanpa perjuangan yang berarti, adapula yang harus menemui banyak lika-liku terlebih dahulu sebelum memiliki rumahnya.Â
Bahkan ada pula setelah puluhan tahun mengumpulkan tiap sen pundi-pundi rupiah barulah mendapatkan sebuah rumah. Kredit rumah salah satunya, adalah cara tercepat mendapatkan sebuah rumah.Â
Namun, bukan tanpa resiko sama sekali. Perjalanan seorang yang berani mengambil langkah kredit rumah, tentu tidaklah mudah. Menyisihkan sebagian penghasilan untuk setoran rumah, artinya mereka harus sedikit mengencangkan ikat pinggang untuk menunda kebutuhan hidup lainnya.
Mewujudkan rumah impian untuk sebagian masyarakat yang awam tentang bangunan, tentu saja jasa kontraktor sangat dibutuhkan dan dicari. Sayangnya, karena terdesak dengan kebutuhan akan hunian yang mereka impikan, terkadang pemilik rumah begitu mudah mempercayai seorang kontraktor.Â
Kepercayaan penuh yang diberikan seorang pemiliki rumah kepada seorang kontraktor yang dipercayainya, harusnya dapat dijaga dan diaplikasikan dengan sebaik-baiknya melalui hasil kerja kontraktor tersebut.Â
Karena kepuasan seorang konsumen, akan membentuk branding dari kontraktor tersebut. Sehingga, tanpa adanya promosi secara langsung, orang-orang akan mudah menilai dari hasil karya dan kerja keras kontraktor tersebut.Â
Di situlah tanpa kita sadari pintu rezeki sang kontraktor itu mulai terbuka satu per satu. Dapat kita lihat, kerjasama seorang pemiliki rumah dan kontraktor tersebut merupakan sebuah kerjasama simbiosis mutualisme. Maka, hendaknya kedua belah pihak dapat menjalani kerjasama tersebut dengan baik bukan?