Mohon tunggu...
rosuatun17 ochamilo
rosuatun17 ochamilo Mohon Tunggu... Freelancer - young

seorang mahasiswa aktiv di sebuah universitas islam Indonesia. mengambil jurusan Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al-Ghazali dan Pemikiran Politiknya

4 November 2019   17:21 Diperbarui: 4 November 2019   17:28 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-ghazali lahir di kota Thus, Khurasan dekat Nisabur dengan nama lengkapnya yaitu Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali at-thusi namun lebih tenar dengan sebutan Al-ghazali. yang merupakan salah satu ulama terkenal umat islam yang memberikan banyak kontribusi. dan disisni penulis akan membahas teori beliau mengenai teori terjadinya negara dan pemikiran politik Al-ghazali.

mengenai asal muasal timbulnya negara, sama seperti pemikir-pemikir sebelumnya ia juga berpendapat sama bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. ketidak dapatan hidup sendirian ini dikarenakan dua faktor, yang pertama adalah kebutuhan akan keturunan demi kelangsungan hidup manusia, dan yang kedua adalah saling membantu satu sama lain dalam penyediaan bahan pangan, pendidikan dan lain-lain. logikanya manusia dalam bersawah membutuhkan bantuan manusia lainnya dalam pembuatan alat bajak dan alat pertanian lainnya dan begitu selanjutnya. maka sudah jelas sangat dibutuhkannya kerjasama satu sama lainnya, maka dari situlah negara terbentuk. selnjutnya mengenai pimpinan negara.

menurut al-ghazali dalam teorinya, pengangkatan seorang kepala negara (khalifah) tidak berdasarkan rasio  melainkan wajib syarI. karena dunia merupakan ladang , tempat untuk mengumpulkan perbekalan untuk menuju kehidupan selanjutnya atau akhirat. kehidupan manusia didunia tidak semata-mata untuk kebutuhan hajat duniawi atau materiil, namun lebih dari itu untuk perbekalan kehidupan yang sejahtra diakherat nanti. dan itu semua dapat terpenuhi apabila negara berjalan dengan tertib, aman dan tentram. dan untuk menciptakan dubnia yang demikian dibutuhkan kepala negara yang ditaati.

jadi secara teoritis al-ghazali mengibaratkan dunia sebagai wadah atau sarana untuk mengumpulkan ridha Allah sementara kepala negara adalah sebagai pembimbing dalam pelaksanaan tujuan tersebut. 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun