Perkembangan IPTEK di abad 21 akan berpengaruh pada dunia pendidikan, khususnya pada pendidikan di Indonesia. Selain itu, teknologi informasi yang berkembang sangat pesat telah memasuki dan merubah pola kehidupan peserta didik, termasuk dalam proses pembelajaran itu sendiri. Menurut (Susilo dan Sarkowi 2018) salah satu perubahan pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) berubah menjadi berpusat pada murid (student centered). Pada awalnya, dalam kegiatan pembelajaran tugas utama seorang guru adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, sehingga guru dianggap sebagai sumber utama dalam belajar. Sedangkan di abad 21 ini, guru hanya sebagai fasilitator.
Guru adalah salah satu komponen penting dalam pendidikan. Para guru sudah selayaknya merubah paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru, monoton, dan siswa bersifat pasif, menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, variatif dan interaktif, serta memberdayakan siswa secara maksimal. Perubahan ini tentunya dimulai dari diri guru itu sendiri, keinginan yang kuat untuk merubah proses pembelajaran menjadi lebih baik agar siswanya dapat memperoleh pengetahuan lebih dalam dan luas lagi. Dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin maju, guru juga dituntut untuk mampu berinovasi dan berkreasi dalam kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk mempermudah kegiatan pembelajaran tersebut.
Internet yang setiap saat dapat diakses oleh siswa akan memberikan banyak sumber pengetahuan yang mungkin lebih luas dan lebih dalam dari apa yang diberikan oleh guru di kelas. Dengan kemudahan tersebut, siswa menjadi lebih banyak mendapat wawasan dan cepat memahaminya. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi guru sebagai tenaga pengajar. Penguasaan teknologi informasi untuk media pembelajaran dimasa kini dan mendatang bagi seorang guru merupakan sebuah keharusan, karena jika guru hanya mengandalkan kemampuan mengajarnya saja, tanpa pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran maka akan kurang bermakna bagi siswanya. Penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan menjadikan proses pembelajaran akan lebih bermakna karena dengan teknologi informasi seperti laptop dan LCD proyektor meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Benda atau kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung dapat disajikan dengan jelas melalui laptop/komputer dan LCD proyektor, demikian pula dengan benda yang jauh dan tidak terjangkau, seperti planet dan tata surya akan lebih mudah dipahami dengan menggunakan bantuan teknologi.
Guru juga seharusnya dapat lebih menekankan ajaran nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan dalam memanfaatkan teknologi. Dengan ilmu pengetahuan dan wawasan luas yang dimiliki siswa, ditambah kuatnya karakter baik yang tertanam akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di masa depan. Hal ini sesuai dengan inti dari pembelajaran abad 21.
