Mohon tunggu...
Rosta HR Simatupang
Rosta HR Simatupang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kritik terhadap Realisme dan Dinamika Kekuasaan: Benarkah Negara adalah Satu-satunya Aktor yang Paling Penting?

29 September 2024   09:21 Diperbarui: 29 September 2024   09:29 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ilmu hubungan internasional, teori realisme telah lama menjadi lensa utama untuk memahami dinamika kekuasaan global. Realisme memandang bahwa negara adalah aktor utama dalam hubungan internasional dan berfokus pada perebutan kekuasaan antar negara dalam sistem yang dianggap anarkis dimana tidak ada aktor yang berada di atas negara. 

Namun, dalam dunia yang semakin kompleks, teori ini sering di kritik karena dianggap terlalu sempit. Kritik terhadap realisme mencakup munculnya aktor-aktor non negara seperti organisasi internasional dan perkembangan isu-isu global. Lalu, apakah kemudian negara masih bisa dikatakan sebagai aktor paling penting dalam dinamika kekuasaan saat ini?

Realisme dan Fokus pada Negara

Dalam teori realisme, yang populer dalam kajian hubungan internasional, negara digambarkan sebagai entitas yang rasional, berdaulat, dan memiliki tujuan utama untuk bertahan hidup dalam sistem internasional yang anarkis. Menurut pandangan ini, setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan kekuasaannya guna melindungi diri dari ancaman negara lain, militer dan kekuatan politik dianggap sebagai alat utama untuk mencapai kepentingan nasional. Pandangan ini memperlihatkan hubungan internasional sebagai ajang persaingan kekuasaan, di mana negara-negara berlomba untuk meningkatkan kekuatan militernya, mempertahankan kedaulatan, dan melindungi kepentingan nasional.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, muncul berbagai kritik yang menunjukkan bahwa dunia telah berkembang ke arah yang lebih rumit, di mana aktor non-negara, isu-isu global, dan struktur ekonomi memiliki peran yang tak bisa diabaikan.

Munculnya Aktor Non- Negara

Namun, dunia saat ini tidak lagi didominasi oleh aktor negara saja. Seiring dengan globalisasi, kita dapat melihat munculnya berbagai aktor non negara yang juga memberikan pengaruh terhadap politik internasional.  Contohnya korporasi multinasional, organisasi non-pemerintah (NGO), kelompok advokasi internasional, bahkan individu-individu tertentu, kini memiliki kapasitas untuk memengaruhi kebijakan global dengan cara yang sama efektifnya dengan negara.

Perusahaan teknologi global, seperti Google, Facebook, dan Amazon, misalnya, memiliki kekuasaan ekonomi yang sangat besar, bahkan lebih besar dari banyak negara. Keputusan yang diambil oleh teknologi ini dapat memengaruhi politik, ekonomi, dan keamanan internasional secara langsung, menciptakan situasi di mana negara tidak lagi menjadi satu-satunya aktor yang dominan.

Selain itu, organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, atau International Monetary Fund (IMF) memiliki kekuatan untuk membentuk arah kebijakan global melalui regulasi, bantuan, dan sanksi. Organisasi memberikan tekanan pada negara negara anggota untuk mengadopsi kebijakan tertentu, menunjukkan bahwa kekuasaan negara tidak lagi mutlak.Negara-negara, meskipun tetap penting, tidak bisa sepenuhnya bertindak secara independen dari pengaruh lembaga-lembaga internasional ini.

Dinamika Global yang Berubah

Kritik lain terhadap realisme ini adalah ketidakmampuannya untuk menjelaskan isu-isu global yang kompleks dan lintas batas. Masalah-masalah seperti perubahan iklim, krisis kesehatan global, perdagangan internasional, dan terorisme tidak bisa diselesaikan hanya melalui pandangan negara sebagai aktor tunggal yang terlibat dalam perebutan kekuasaan. Isu-isu ini melibatkan banyak aktor yang beroperasi di berbagai tingkatan, baik nasional maupun internasional.

Perubahan iklim, misalnya, tidak dapat ditangani hanya oleh negara secara individu. Masalah ini membutuhkan kerja sama global antara negara-negara, perusahaan multinasional, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil. Dalam konteks ini, negara bukan lagi satu-satunya aktor yang relevan; sebaliknya, kekuasaan terdistribusi secara luas di antara berbagai aktor yang memiliki kepentingan dan kekuatan berbeda.

Apakah Negara Masih Menjadi Aktor Paling Penting

Setelah melihat perkembangan ini, apakah negara masih menjadi aktor paling penting dalam dinamika kekuasaan global? Meskipun aktor non-negara semakin memiliki peran penting, realitasnya adalah bahwa negara masih menjadi entitas paling kuat dalam banyak aspek. Negara memiliki kekuasaan militer, kekuatan hukum, dan otoritas yang diakui secara internasional untuk membuat dan menegakkan kebijakan. Negara memang tetap memiliki otoritas formal dan kekuatan militer yang tidak dimiliki oleh aktor lain. Namun, peran negara kini harus diimbangi dengan kekuatan dari aktor-aktor non-negara yang juga memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebijakan global.

Dalam banyak kasus, negara masih menjadi pemeran penting. Ketika berbicara tentang keamanan, militer, atau diplomasi, negara tetap menjadi penggerak utama. Namun, dalam hal isu-isu global yang melibatkan lingkungan, teknologi, atau hak asasi manusia, pengaruh negara sering kali harus bernegosiasi dengan kekuatan-kekuatan dari aktor non-negara.

Kesimpulan

Kritik terhadap realisme menekankan bahwa dunia tidak bisa lagi dipahami hanya melalui kacamata kompetisi antarnegara. Munculnya aktor non-negara dan isu-isu lintas batas yang kompleks menentang anggapan bahwa negara adalah satu-satunya aktor yang penting dalam politik internasional. 

Meski negara tetap memiliki peran sentral dalam banyak aspek, dinamika kekuasaan global kini lebih beragam dan melibatkan lebih banyak pihak. Pemahaman tentang kekuasaan dalam dunia internasional membutuhkan perspektif yang lebih luas dan dinamis daripada yang ditawarkan oleh realisme klasik. Pada akhirnya, realisme memberikan landasan yang kuat untuk memahami dinamika kekuasaan global, tetapi dunia saat ini memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel dan dinamis.

Kemudian apakah negara masih menjadi aktor paling penting? Jawabannya adalah ya, namun dengan catatan bahwa mereka kini berbagi panggung dengan aktor-aktor lain yang juga memiliki pengaruh signifikan dalam dinamika kekuasaan global. Peran negara tidak bisa diabaikan, tetapi juga tidak bisa dilihat sebagai satu-satunya penggerak politik internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun