Mohon tunggu...
Rossy Vidian Sari
Rossy Vidian Sari Mohon Tunggu... -

I positioned myself to be able to choose, Choose what i want to do, Choose what the best for me. Choose to be happy, Choose to be who i want to be. I respect good attitude, manner and intellectual thoughts, I love spontaneity, craziness and unexpected ideas. you could see me as a girl with deep passion in very unique character, not typical - SIMPLE, but too complicated to know in the short time

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hafalan Semata..Tidak Jera?

3 September 2012   10:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa hari yang lalu saya dan adik perempuan saya melakukan aktifitas "bersih bersih" rumah seperti yang biasa kami lakukan setiap akhir minggu.

Tidak seperti minggu minggu sebelumnya, kali ini objek "bersih bersih" kami adalah album foto tua milik keluarga dan juga beberapa buku pelajaran tua milik saya yang masih tersimpan rapi didalam kardus dipojok ruangan penyimpanan kami.

Saat adik saya menyeletuk " Mbak ada buku matematika SMP kelas 3 nich, punya mbak dulu sepertinya". Saya segera mengambil buku tersebut. Masih tampak terlihat rapi dengan balutan sampul plastik yang menguning. Halaman halaman buku ini masih lengkap, didalam buku itu juga masih terlihat dengan jelas bekas coretan coretan tangan saya semasa sekolah dulu. Yang menggelitik saya kali ini ketika memegang buku tersebut adalah, hampir semua pertanyaan dan soal soal yang ada didalam buku sudah saya bubuhkan jawaban beserta cara menjawabnya dengan tinta biru andalan saya. Saya jadi ingat sekitar 13 tahun yang lalu, seorang teman saya yang tidak terlalu mahir matematika berceloteh " huh buat apa belajar matematika? Toh kalau mau beli sayur dipasar kita tidak pake istilah log atau integral, cukup tambah kali bagi dan kurang saja kita bisa hidup ". Saya tersenyum sendiri mengingat celotehan lama itu. Ada benarnya ucapan itu, karena apabila kita melakukan napak tilas ke masa masa sekolah kita, tidak usah masa kita, cukup kita lihat masa kini. Pendidikan exact seperti Ilmu pengetahuan Alam dan Matematika intinya adalah menghafal rumus.

Lihat saja logika dari kertas pelajaran kali kalian yang dulu saya dan teman teman perlombakan didepan kelas " siapa yang sudah hafal kalian 3 dan 7?" Saat itu ibu guru bertanya kepada kami, dan seisi kelas menaikkan jari telunjuknya sebagai pertanda mereka telah meng-HAFAL pelajaran itu dengan baik.

Tetapi yang menggelitik saya kali ini, mengapa dulu ibu guru tidak bertanya "mengapa 3 x 3 sama dengan 9? Darimana kamu tahu hasilnya demikian, bisa dipakai saat apa 3x3 sama dengan 9 tersebut?" Mungkin apabila pertanyaan tersebut sempat terlontar, anak anak seusia saya waktu itu bisa jadi lebih kritis dan tidak langsung percaya 3x3 adalah 9 dan yang pasti tidak mengfahal pelajaran matematika kami.

Pada akhirnya, ilmu yang kita dapatkan hanya text book, kita belum benar benar memahami esensi dari ilmu alam yang mungkin akan berguna bagi kita yang bercita cita menjadi penemu, dan ilmuwan di masa yang akan datang.

Bimbing dan temani anak anak dan adik adik terkasih kita, kembangkan logika dan otak kanan mereka, sehingga kita bisa membantu negara ini menciptakan generasi yang unggul dan tahu benar apa yang menjadi bekal mereka dalam menyongsong masa depan.

Saya menutup buku tersebut dan bertanya pada adik saya " kenapa 7 x 7 sama dengan 49?" Adik saya hanya menjawab " ya itu yang tertulis di karton hafalan yang mama belikan di pasar dulu".

Saya hanya tersenyum, dan membelai rambutnya dengan lembut, seraya menjawab pertanyaan saya sendiri " karena kalau kamu punya 7 apel, terus ditambah 6 apel lagi oleh masing masing teman kamu yang berjumlah 6 orang maka apel milikmu akan jd 49 buah dek". Mimik bingung terlihat jelas diwajahnya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun