Rossi Elbana
No: 17
Tangis Kering Sang Aktivis
/1/
Di atas tanah pertiwi ini
Pernah lahir sang pejuang
Pahlawan kemanusiaan
Pembela keadilan yang timpang
Dia Munir Said Thalib
Suami Suciwati
Aktivis HAM pendiri Kontras
(Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)
Para penguasa orde baru
Yang semena-mena menindas
Membunuh dan membantai rakyat kecil
Oleh Munir mendapat perlawanan keras
Tanpa lelah ia terus mencari fakta
Dan realita, mengungkap berbagai kasus
Pembunuhan orang yang tak berdosa
Meskipun bertaruh darah dan usus
Bahkan tercabut nyawa
Hingga aksi-aksi perjuangannya
Menjadi ‘musuh berbahaya’
Bagi lawan-lawannya
Gerakan ‘human right’ gagasannya
Membuat geram para penguasa
Aku sering diancam
Dengan berbagai teror mencekam
Aku bisa ditenggelamkan di lautan
Dibunuh di udara dan trotoar jalan
Aku akan dibuat menderita
Sampai tak bernyawa
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti,
Tutur Munir suatu kali
/2/
Malam sepi
Suciwati wanti-wanti
Memekarkan firasat buruk akan terjadi
Pada suaminya
Yang hendak pergi melanjutkan studi
Ke negeri kincir angin Belanda