Mohon tunggu...
Rossi Chelsita
Rossi Chelsita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

U can create ur own pathway folks, keep inspiring others!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugu Lilin Pajang Roboh: Ngancer-anceri Omahku Piye, Lur?

9 Oktober 2023   12:07 Diperbarui: 9 Oktober 2023   12:53 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi penulis

Jumat lalu (29/09/2023) warga Solo sempat dihebohkan dengan robohnya Tugu Lilin Pajang. Disebut Tugu Lilin karena tugu ini berbentuk persis seperti lilin berwarna putih dengan ukuran yang cukup besar terdapat nyala api di atasnya. Tugu ini sengaja dibangun dan didirikan di tengah tiga persimpangan jalan yang berlokasi di daerah Pajang, Solo. Tiga jalan tersebut, yakni Jalan Joko Tingkir, Jalan Dr. Radjiman, dan Jalan Slamet Riyadi. Robohnya Tugu Lilin ini disebabkan oleh kecelakaan tunggal truk pengangkut ayam yang terjadi pada hari Jumat dini hari sekitar pukul 03.30 wib. "Tadi sekitar pukul setengah 4," ucap Susi, warga sekitar yang sekilas mengetahui kejadian tersebut.

Diketahui kronologi terjadinya kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian supir truk pengangkut ayam yang mengemudi dalam keadaan mengantuk dari arah Utara menuju Selatan hingga tak sadar menabrak Tugu Lilin hingga ambruk. Sebab tertabrak mobil truk yang mengangkut ayam, Tugu Lilin Pajang yang berada di perbatasan Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo hancur rata dengan tanah. Bahkan, pagar kuning yang berada di area pondasi tugu pun rusak pula. Kini Tugu Lilin Pajang yang seringkali menjadi "titen" (titik acuan) warga Solo ini hancur tinggal puing-puing berupa bongkahan batu. Namun, puing-puing Tugu Lilin Pajang Solo tersebut tidak sampai mengganggu arus lalu lintas di sekitarnya karena bongkahan-bongkahan batu tersebut sudah disingkirkan ke tepi jalan.


Meskipun begitu, tidak sedikit warga sekitar yang mengeluh dan sangat menyayangkan hilangnya maskot kebanggaan Pajang ini. Pasalnya berdirinya tugu ini sering dikait-kaitkan dengan sejarah. Dikutip dari situs resmi Kemdikbud, Tugu Lilin tersebut sudah dibangun sejak 1933 sebagai simbol dalam peringatan 25 tahun berdirinya organisasi pergerakan Boedi Oetomo. Saat itu, Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI) bersama Boedi Oetomo berinisiatif untuk mendirikan tugu yang konsepnya  ditawarkan oleh Ir. Soetedjo saat itu ditujukan untuk memenuhi cita-cita kebangsaan dan agar mudah dimengerti masyarakat secara umum.

Secara garis besar, tugu menggambarkan kekuatan, sedangkan lilin mempunyai arti penerang jalan. Pendirian tugu tsb mendapatkan izin dari Pakubuwono X pada akhir November 1933. Keberadaan Tugu Lilin Pajang ini sudah terkenal dimana-dimana, seantero Surakarta & Sukoharjo khususnya. Saking kondangnya, nama tugu lilin pajang ini digunakan hampir setiap nama ruko maupun toko di sekitarnya, mulai dari Apotek Tugu Lilin Pajang, Tugu Lilin Cellular, Kantor Pos Tugu Lilin Pajang, hingga Mie Ayam Tugu Lilin Pajang yang rata-rata sengaja menyertakan "Tugu Lilin Pajang" sebagai nama brandingnya supaya orang mudah mencarinya. 

Tak hanya itu, warga yang tinggal dekat atau tidak jauh dari keberadaan Tugu Lilin ini khususnya orang Jawa seringkali menjadikannya sebagai ancer-ancer (sebagai titik acuan) ketika hendak memberitahu suatu alamat tempat. "Walah Tugu Lilin e ilang, terus piye ngancer-anceri omahku, Lur?" hahaha kocak sekali tetapi benar begitu adanya, kebanyakan orang merasa kehilangan sesuatu yang selalu dijadikannya titenan. Orang Jawa memang biasanya sering sekali menjadikan suatu hal sebagai titik acuan ketika memberitahu alamat rumahnya. "Ngene lho, saka Tugu Lilin Pajang kae mengko ngidul, lapangan Makamhaji ijik bablas terus nganti tekan ngarepe Luwes Gentan banjur mbelok nganan," kurang lebih seperti itu tutur Bapak saya ketika memberitahu detail alamat rumah kami kepada orang-orang yang bertanya.

Robohnya Tugu Lilin Pajang ini secara keseluruhan tidak terlalu merugikan masyarakat. Namun, bagi segelintir warga Solo khususnya mereka yang bergantung nasib pada toko yang sengaja dibranding dengan nama “Tugu Lilin Pajang” mungkin akan berpengaruh terhadap pemasukan mereka mengingat lokasi mereka dekat dengan tugu tersebut yang memudahkan setiap orang mencari lokasinya jika Tugu Lilin masih berdiri dengan kokohnya. Meskipun dari pihak supir diketahui telah bertanggung jawab atas hal ini, diharapkan Tugu Lilin Pajang yang roboh dapat menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah sehingga bisa segera dibangun kembali sebagai wujud perhatian kita terhadap sejarah yang melatarbelakanginya serta mengembalikan suasana Pajang yang kondang akan tugu yang khas tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun