Mengawali tahun baru bagi UPH Symphony Orchestra dan kegiatan di UPH, Conservatory of Music mempersembahkan karya Emperor Waltz, yang menjadi salah satu karya standar dalam konser perayaan tahun baru di Vienna, dalampertunjukkan ‘BEETHOVEN AND THE ROMATICS’ , di Auditorium UPH D501, pada26 Januari 2017. Sebanyak 45 musisi yang memainkan 15 instrument musik,membawakan 9 shymphony karya musisi abad 19. Ini untuk pertama kalinya jugaConservatory of Music (CoM) UPH mempersembahkan Shymphony Orchestra yangberanggotakan hampir seluruhnya dari mahasiswa CoM.
Menurut Michael B. Mulyadi, S.Kom., M.A., yang memimpin konser UPH Shymphony Orchestra pada pertunjukan ‘BEETHOVEN AND THE ROMATICS’ kualitas para musisi muda mahasiswa CoM UPH terbilang sangat baik dan sangat menjanjikan.
“ini adalah representasi talenta-talenta yang dimiliki oleh Indonesia yang kaya. Kami sangat bersyukur dipercaya untuk mengembangkan potensi musisi muda di CoM UPH. Proses seleksi yang dilakukan oleh CoM UPH beserta dengan program-program yang dilaksanakan tentunya mendukung proses penjaringan bibit-bibit terbaik dalam bidang musik yang kemudian dipersiapkan untuk menjadi musisi yang handal,” jelas Michael.
Mahasiswa yang tergabung dalam UPH Shymphony Orchestra, tidak hanya memiliki potensi dan talenta di bidang musik, tetapi juga memiliki dedikasi dalam peran-peran dan jabatan mereka di dalam orkestra maupun secara organisasi. Hal tersebut tampak dari performa dalam konser ini.
“Namun demikian sebagai mahasiswa musik, mereka terus dilatih untuk mengembangkan potensi mereka agar optimal dan dipersiapkan menjadi lulusan yang dapat dibanggakan. Selain itu orkestra juga mendorong agar mereka menumbuhkan sikap professional dan disiplin sebagai seorang musisi,” tambah Michael.
UPH Symphony Orchestra sendiri merupakan sebuah orkestra komunitas di mana juga beranggotakan musisi muda yang meiliki talenta dilingkup UPH dan sekitarnya. Karenanya setiap mahasiswa CoM pun dilatih untuk menjadi role model sekaligus juga kolega yang hangat bagi anggota orkestra UPH yang berasal dari luar komunitas CoM.
Karenanya , menurut Michael, potensi orkestra UPH sebagai sebuah unit sangatlah besar dan menjanjikan, baik sebagai organisasi, komunitas maupun medium pembelajaran untuk mahasiswa CoM dan juga anggota komunitasnya yang lain. Tentunya ini sangat bergantung dari setiap mahasiswa dan anggota yang berinteraksi di dalam orkestra ini, baik lewat musik maupun pergaulan sehari-hari.
Tentunya untuk tampil prima, sebuah orkestra membutuhkan kesiapan teknis dankerjasama dari setiap anggota orkestra. Selain itu juga diperlukan latihan untuk stamina, baik fisik maupun mental untuk terus berkonsentrasi membawakan musik yang ada. Untuk membangun kesatuan yang padu sebagai sebuah ansambel, kuncinya: saling mendengarkan. Inilah yang kemudian membangun sebuah orkestra.
Pemahaman pemain orkestra akan karya yang dibawakan, dan bentuk yang ingin dicapai sebagai sebuah unit yang menjadi representasi ide darikomponis juga harus disadari oleh para pemain. Di sini, pemahaman musik yang dibawakan dan alur dari pertunjukan juga sebaiknya dipahami oleh setiap musisi yang terlibat di dalamnya. Namun yang tidak kalah penting adalah kemauan untuk mengkomunikasikan musik kepada penonton.
"Di sini setiap aktor tidak hanya terlibat secara kognitif di dalam proses bermusik tapi juga secara afektif sehingga diharapkan dapat menyentuh pendengarnya,” tambah Michael.