Mohon tunggu...
Rosse Hutapea
Rosse Hutapea Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi PR

PR Practitioner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Permen Ekstrak Kemuning Anti Kolesterol Inovasi Mahasiswa Foodtek UPH

9 November 2016   14:47 Diperbarui: 9 November 2016   14:57 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jessica memamerkan Permen Ekstrak Kemuning di Rumah Inovasi Food Explore 9 | dokpri

Indonesia kaya akan tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat. Salah satunya tumbuhan Kemuning. Ekstrak daun Kemuning telah terbukti bermanfaat sebagai antikolesterol dan antitiroida. Hasil penelitian menemukan pada daun Kemuning terdapat kandungan kimia antara lain Tanin, Flavonoid, Steroid dan Alkoloid. Namun rasa pahit pada daun Kemuning menjadi kendala bagi orang untuk mengkonsumsi. Padahal tumbuhan Kemuning banyak tumbuh liar di antara semak belukar atau  digunakan sebagai tanaman hias atau tanaman pagar.

Upaya untuk mengangkat tanaman budi daya lokal menjadi fokus penelitian mahasiswa Food Teknologi UPH pada event tahunan ‘Food Explore 9’ yang berlangsung tanggal 2-4 November 2016. Event ini menjadi ajang untuk mahasiswa memamerkan karya inovasi pangan hasil riset dan percobaan yang telah mereka lakukan. Tentunya didukung dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dalam perkuliahan dan bimbingan para dosen.

Pada tahun ini ada18 karya inovasi pangan mahasiswa Teknologi Pangan UPH dipamerkan di Rumah Inovasi Food Explore 9. Salah satunya permen kemuning atau KUMIS (Kemuning Candies), inovasi pangan yang dibuat oleh Jessica Xaveria Ilyas, mahasiswa Food Teknology UPH.

Menurut Jessica, umumnya orang tidak menyukai rasa pahit yang ada pada daun kemuning. Padahal khasiat daun Kemuning sudah cukup banyak diketahui. Selain itu, belum banyak pihak yang mengolah daun Kemuning menjadi pangan yang popular untuk dikonsusmsi. Lebih banyak dikonsumsi secara tradisional untuk pengobatan herbal.

“Saya tertarik untuk menjadikan ekstrak daun Kemuning menjadi pangan yang enak dan penampilan yang lebih popular seperti permen, sehingga dapat membantu orang-orang yang ingin mendapatkan manfaat dari daun kemuning serta menikmatinya tanpa merasakan pahit. Proses pembuatan dilakukan sesuai prosedur untuk memastikan khasiat dari permen Kemuning ini,” jelas Jessica.

Berbekal pengetahuan dan penelitian yang diperoleh dari kampus, Jessica membuat inovasinya dengan prosedur yang sesuai standard dan regulasi yang ditetapkan SNI dan BPPOM. Karena aturan tersebut menjadi standar yang ditetapkan pemerintah, untuk memastikan produk pangan yang bergizi, aman dan utuh.

“Kami tidak hanya belajar teori tetapi juga dilengkapi penelitian dan percobaan yang dilakukan di laboratorium, dengan peralatan yang sangat memadai di kampus UPH. Dalam proses pembuatan dilakukan sesuai standar mutu pangan yang ditetapkan pemerintah, untuk memastikan keamanan pangan yang dibuat. Faktor-faktor lainnya seperti rasa, tekstur dan bentuk juga diperhatikan untuk menghasilkan produk yang dapat diterima masyarakat,” kata Jessica yang berencana membawa hasil inovasinya ke ajang kompetisi pangan.

Masih banyak kreasi inovatif produk pangan yang dihasilkan mahasiswa Teknologi Pangan UPH, pada Food Explore 9 tahun ini, diantaranya: Celedri (cendol seledri), Cookies dari tepung umbi ararut dan daun katuk, Bir Pletok Jelly Drink, Graphalmon Ice Cream (ekstrak daun ungu dan mahkota dewa), Semrawut (kue semprong dari tepung jewawut merah), Jackie Nugget (terbuat dari kacang koro dan sayur nangka), BAI Cookies (makanan ringan terbuat dari tepung ubi dan tepung jamur, dan beberapa makanan dan minuman lainnya.

Kekayaan bahan pangan bumi Indonesia menjadi fokus utama untuk dikembangkan menjadi produk-produk pangan yang berkualitas, untuk mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang sehat dan berkualitas. (rh)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun