Mohon tunggu...
Rosse Hutapea
Rosse Hutapea Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi PR

PR Practitioner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Rektor UPH untuk Hardiknas: Pendidikan Holistis untuk Pembangunan yang Paripurna

3 Mei 2016   16:40 Diperbarui: 3 Mei 2016   16:47 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan karakter masih menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi institusi pendidikan di Indonesia. Dalam pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016, ada tiga hal yang digaris bawahi untuk membentuk manusia Indonesia yang berkualitas, yaitu karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi.

Meskipun pemerintah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun tidak banyak institusi pendidikan yang dapat menjalankan pendidikan yang mengakomodasi semua aspek yang mendukung untuk menjalankan pendidikan  berfokus pada manusianya.

Terkait dengan pendidikan yang berfokus pada pembangunan kualitas manusia, Universitas Pelita Harapan (UPH) sebagai institusi pendidikan Kristen sudah sejak awal berdirinya berkomitmen untuk menjalankan pendidikan yang holistis dengan yang mengutamakan pendidikan manusia seutuhnya yang meliputi aspek, pengetahuan, iman dan karakter.

Ajakan untuk menjalankan pendidikan yang berfokus pada manusia, disampaikan oleh Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak M.Eng. Sc., dalam refleksi beliau memperingati Hari Pendidikan Nasional sbb.;

“Dalam memperingati Hardiknas kita semua mensyukuri kasih karunia Tuhan yang telah menuntun bangsa Indonesia menjalankan pendidikan sejak diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia. Kita semua menyadari pendidikan merupakan pilar utama pendidikan manusia, bangsa, dan masyarakat Indonesia. Telah banyak yang kita capai, namun saat kita memperingati Hardiknas, kita harus merefleksikan, mengkaji ulang, dimana dan kemana arah pendidikan kita. Kita banyak mendengar, kita harus mempersiapkan putra-putri Indonesia untuk mampu bersaing secara internasional. Tujuan ini tidak salah, tetapi wajar kita bertanya “Apakah tujuan hidup manusia untuk bersaing?” Kita juga sering berbicara tentang penguasaan ilmu dan teknologi. Tentu semua itu baik, tetapi wajar kita bertanya “Iptek itu untuk apa?” Kalau zaman orde baru kita berbicara tentang pembangunan manusia seutuhnya, maka tidakkah yang dituju adalah “Manusia utuh beriman, yang menyembah Allah sebagai pencipta, sumber segala talenta dan potensi diri, sehingga pendidikan pada dasarnya haruslah secara holistis mengembangkan seluruh potensi dan aspek kepribadian manusia, agar semakin seperti yang diinginkan oleh pencipta?

Kita prihatin dengan berbagai model pendidikan yang semakin sekuler, yang tidak lagi mengedepankan aspek spiritual dan karakter yang luhur. UPH terpanggil untuk mendidik putra-putri Indonesia dengan pendidikan holistis yang mempertahankan aspek spiritual, moral karakter, dengan tetap memperhatikan pilar pengusasaan ilmu dan teknologi, keterampilan dan kecerdasan majemuk, sehingga menghasilkan manusia yang berperan maksimal untuk pembangunan yang paripurna, membangun manusia seutuhnya, ekonomi, ideologi, politik, keamanan dan lingkungan untuk menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera lahir batin, hidup dalam keadilan dan kemakmuran. Dengan uraian ini, saya mengajak kita untuk mendidik secara holistis dengan fokus pada manusianya agar dapat memberikan kontribusi maskimal pada pembangunan bangsa dan negara secara paripurna.”

Kiranya akan lahir lebih banyak lagi institusi-institusi pendidikan yang sungguh-sungguh berkomitmen menjalankan pendidikan yang berfokus pada pembangunan kualitas manusia Indonesia, sehingga dapat membawa perubahan bagi kemajuan bangsa serta memberikan kontribusi maskimal pada pembangunan bangsa dan negara secara paripurna. Selamat Hari Pendidikan Nasional. (rh)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun