Mohon tunggu...
Rossalia Soraya
Rossalia Soraya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif prodi Kimia Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Kimia UNS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

TIM PKM Chishell UNS Ciptakan Penghantar Obat Kurkumin dari Cangkang Keong Sawah untuk Kanker Payudara

24 Juni 2024   23:14 Diperbarui: 25 Juni 2024   16:12 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**Solo, 24 Juni 2024** -- Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Chishell Universitas Sebelas Maret (UNS) telah berhasil menciptakan inovasi baru dalam pengembangan obat kanker payudara. Mereka menggunakan cangkang keong sawah sebagai bahan baku kitosan untuk modifikasi Nanostructured Lipid Carriers (NLC). NLC ini kemudian digunakan sebagai penghantar obat kurkumin yang dianggap mampu memberikan efek pengobatan yang terkontrol dan tertarget pada sel kanker payudara. Inovasi ini diharapkan mampu menjadi terobosan dalam pengobatan kanker payudara, mengingat kurkumin merupakan senyawa aktif dalam kunyit yang memiliki potensi sebagai agen anti-kanker, namun memiliki bioavailabilitas yang rendah dalam penyerapan oleh tubuh menjadi tantangan utama dalam penggunaannya.

Tim PKM Chishell UNS, yang terdiri dari lima mahasiswa berbakat dari berbagai Prodi, yakni Husnu Habib Musthofa selaku Ketua (Prodi Kimia), Muhammad Nursyam (Prodi Kimia), Rosaalia Soraya (Prodi Kimia), Puput Veronikasari (Prodi Farmasi), dan Hilmi Amirul Haq (Prodi Kedokteran), melakukan penelitian mendalam untuk mengatasi tantangan tersebut. Mereka berhasil mensintesis kitosan dari cangkang keong sawah dan menggabungkannya dengan NLC, menciptakan sistem penghantar obat yang lebih efektif.

Tim Chishell memanfaatkan cangkang keong sawah, yang sering dianggap sebagai limbah, untuk menciptakan sesuatu yang sangat bermanfaat dalam dunia medis. Cangkang keong sawah diolah menjadi kitosan, biopolimer yang dikenal ramah lingkungan dan memiliki banyak aplikasi, termasuk dalam bidang farmasi. Kitosan ini kemudian dimodifikasi menjadi NLC, yang dapat mengantarkan kurkumin langsung ke sel kanker payudara dengan lebih tepat dan terkendali.

Teknologi NLC modifikasi kitosan yang dikembangkan tim ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

  • Biodegradable dan Biokompatibel: Bahan-bahan yang digunakan ramah lingkungan dan aman bagi tubuh manusia.
  • Penghantaran yang Efektif: Kurkumin dapat diantarkan langsung ke sel kanker dengan lebih efektif, meningkatkan efisiensi pengobatan.
  • Kontrol Pelepasan Obat: NLC ini dirancang untuk melepaskan kurkumin secara bertahap, sehingga efek terapinya lebih tahan lama.

Penelitian ini melibatkan serangkaian uji laboratorium yang ketat, mulai dari isolasi dan pemurnian kitosan dari cangkang keong sawah, hingga proses enkapsulasi kurkumin dalam NLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kitosan dan NLC mampu meningkatkan stabilitas dan penyerapan kurkumin dalam tubuh, serta memiliki potensi yang signifikan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari UNS serta berbagai pihak yang peduli terhadap inovasi di bidang kesehatan. Harapannya, temuan ini tidak hanya berhenti pada penelitian, tetapi juga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk aplikasi klinis.

Dr. rer. nat. Fajar R. W. S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing tim, menyatakan, "Inovasi ini merupakan langkah maju dalam pemanfaatan bahan alam untuk pengembangan obat yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Kami bangga dengan pencapaian mahasiswa kami."

Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat memberikan alternatif pengobatan yang lebih efektif bagi penderita kanker payudara. Tim PKM UNS terus berkomitmen untuk melakukan penelitian lanjutan agar hasil ini dapat segera diaplikasikan dalam dunia medis dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Tim PKM UNS tidak hanya menunjukkan kemampuan akademis yang tinggi tetapi juga kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Semoga langkah ini menjadi awal dari berbagai inovasi lain yang bermanfaat bagi bangsa dan dunia.

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun